Beberapa Cara Menjaga Keamanan Jejak Digital Sekaligus Memberikan Dampak Positif Penggunanya
WARTAEVENT.com – Malang. Indonesia memiliki 160 juta pengguna sosial media. Namun, belum semua pengguna paham mengenai jejak digital yang selalu terekam dan tak bisa dihapus secara permanen. Melindungi data pribadi dengan meminimalisir jejak digital adalah usaha terbaik hidup nyaman di era serba bergantung internet seperti sekarang. Tapi, bukan berarti kamu tidak bisa melakukan aktivitas online sama sekali agar data pribadi terjaga.
“Memang ada jejak digital yang diperlukan, tapi kita juga harus mengetahui jejak digital yang harus dilindungi,” ujar Siti Aminah, Koordinator Publikasi Ilmiah dan Kekayaan Intelektual, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (2/8/2021).
Siti mengatakan, setiap pengguna internet harus memikirkan dengan baik apa yang hendak disebar di internet untuk mencegah penyalahgunaan jejak digital di kemudian hari. “Harus memiliki pemikiran untuk membagikan sesuatu yang baik tanpa menyebarkan informasi pribadi,” katanya.
Beberapa cara yang bisa dilakukan pengguna untuk menjaga keamanan jejak digital sekaligus memberikan dampak positif bagi pemilik data. Pertama, pintar dalam menggunakan internet. Termasuk di dalamnya, yaitu memikirkan ulang apa yang akan diunggah ke media sosial agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.
“Jangan sampai jejak digital berdampak buruk untuk kita, keluarga kita karena dunia digital sama dengan dunia nyata, apa yang kita lakukan akan berdampak,” terangnya.
Ia menyarankan tidak mengunggah informasi sensitif seperti nomor KTP, PIN, kata sandi, alamat rumah, nomor telepon dan tanda tangan. Tips kedua, pengguna harus waspada, terutama mengenai unggahan yang berpotensi membahayakan, salah satunya scam.
Ketiga pengguna harus kuat dalam hal keamanan. Pastikan membuat kata kunci yang kuat dan tidak membagikannya ke orang lain.
Pengguna juga disarankan mengaktifkan verifikasi dua langkah, two-step verification, sehingga ketika ada aktivitas yang mencurigakan. Misalnya, masuk dari perangkat yang tidak biasa digunakan, Google akan mengirim kode keamanan tambahan.
Cara keempat, bijak berinternet, jangan mudah terpancing konten negatif, apalagi menyebarkannya. Terakhir, Siti menyarankan untuk berani, yaitu berani bertanya kepada orang yang lebih paham atau mencari referensi lain ketika mendapatkan informasi yang diragukan kebenarannya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (2/8/2021) yang menghadirkan pembicara Zulham Mubarak (Ketua Umum Milenial Utas, Komisaris PT. Agranirwasita Technology), Tino Agus Salim (Profesional Trainer & Motivator), Jean Christy Sihotang (Thecher at Ora et Labora Senior High School), dan Anjani Adyalaksmini (Key Opinion Leader & CMO at PT. Laksmindo Bahtera).
Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)