News

Cara Aman Bertransaksi Digital di Masa Pandemi

WARTAEVENT.COM, Kab. Nganjuk – Transaksi keuangan melalui aplikasi digital di masa pandemi mengalami kenaikan yang didorong oleh pembatasan aktivitas masyarakat demi menekan penyebaran virus corona.

Hal itu diungkapkan, Ariefika Listya, Dosen DKV Universitas Indraprasta PGRI, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Senin (9/8/2021).

Lanjutnya, di masa pandemi seperti sekarang ini, transaksi digital sudah jadi kebiasaan yang tidak terpisahkan.Tapi seiring dengan itu, banyak juga penipuan yang memanfaatkan keramaian transaksi digital.

Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan nilai transaksi uang elektronik tetap kuat pada Juli 2020, yakni sebesar 24,42 persen (yoy), sedangkan volume transaksi digital banking juga mengalami pertumbuhan yang tinggi sebesar 38,81 persen (yoy) pada Juli 2020.

Lanjutnya, di masa pandemi seperti sekarang ini, transaksi digital sudah jadi kebiasaan yang tidak terpisahkan. Tapi seiring dengan itu, banyak juga penipuan yang memanfaatkan keramaian transaksi digital.

“Transaksi digital merupakan satu-satunya cara aman untuk menekan penyebaran virus Covid-19 di tengah masyarakat,” ucapnya.

Ia menjelaskan, transaksi digital tidak terlepas dari ancaman kejahatan melalui internet. Misalnya seperti penipuan, hacking, dan sebagainya. “Untuk memastikan transaksi digital bisa selalu aman di tengah pandemi, ada beberapa cara yang bisa kita gunakan,” jelasnya.

Seiring dengan kebutuhan transaksi keuangan secara digital di masa pandemi, bagaimana tips supaya tetap aman. Berikut tipsnya:

  • Hindari penggunaan Wi-Fi publik untuk transaksi keuangan.

Menggunakan Wi-Fi publik memiliki risiko tinggi untuk terjadinya pencurian data pribadi. Jika masyarakat ingin melakukan transaksi keuangan, disarankan menggunakan jaringan internet pribadi yang lebih aman. Selain itu, jangan lupa untuk selalu memantau notifikasi dari setiap transaksi. Jika menerima notifikasi dari transaksi yang tidak diketahui, diharapkan untuk segera menghubungi pihak bank yang bersangkutan.

  • Belanja online di situs atau aplikasi yang terpercaya.

Pastikan hanya berbelanja di situs online yang terpercaya. Cara untuk memastikan situs online aman atau tidak, yaitu dengan melihat apakah ada ikon ‘gembok’. Situs yang aman terdapat simbol ini di pojok kiri atas sebelum alamat situs atau alamat situs yang dimulai dengan https://. Selain itu, situs belanja online yang terpercaya biasanya memiliki layanan garansi dan akan bertanggungjawab jika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Hindari bertransaksi digital yang meminta pembayaran langsung ke rekening pribadi penjual. Hal ini untuk menghindari penipuan.

  • Rutin Mengganti Password dan Tidak Sembarangan Memberikan One Time Password (OTP).

Secara berkala PIN/password harus diganti dengan angka, tanda baca, dan huruf yang unik. Diusahakan bedakan PIN/password untuk rekening atau akun yang berbeda. Jangan pernah memberitahukan PIN/password atau OTP ke orang lain yang tidak dikenal dan hindari mengirimkan data pribadi melalui aplikasi percakapan digital atau media sosial.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Senin (9/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Jean Christy Sihotang (Teacher at Ora et Labora Senior High School), Nuradi Indra Wijaya (Pegiat Literasi nasional), Moh. Rizky Firdaus (CEO CV. Kreasi Anak Nusantara), dan Sheryl Dewi Artamevia (Content Creator, Influencer & Key Opinion Leader).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *