Catatan dari Travex untuk Kemenparekraf: Buyers dan Sellers Mengeluh
Dari sisi penyelenggaraan Travex pun masih harus banyak yang dirapihkan kembali kualitasnya, terutama kualitas para buyers.
Awan Aswinabawa, Dewan Penasihat Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) menyampaikan, kualitas buyers potensial yang datang masih kurang. Padahal ini sangat penting bagi para sellers, karena mereka membayar dengan harga yang tidak murah.
Baca Juga : Wamenparekraf: Travex ATF, Bagus untuk Transfer Knowledge Pelaku Pariwsata
Oleh karena membayar tidak murah, maka sudah sewajarnya para sellers ini mendapat buyers yang layak baik secara potensi maupun kualitasnya. “Sebenarnya hal-hal seperti ini sudah harus dipersiapkan atau diantisipasi,” katanya.
Padahal tujuan utama bertemunya antara sellers dan buyers adalah adanya prospek bisnis yang lebih jelas. “Seharusnya rasio antara buyers dan sellers itu dua banding satu atau untuk lebih bagusnya itu tiga banding satu. Dengan demikian, para sellers tidak akan ragu dan merasa rugi untuk mengikuti Travex,” ungkap Awan.
Sekali lagi, kualitas buyers ini hal paling terpenting dalam bursa wisata seperti Travex yang bertaraf internasional.
Baca Juga : Ini Tiga Isu Utama dalam Penyelenggaraan Konferensi SEABEF di Yogyakarta
“Kualitas buyer yang dimaksud adalah buyers yang mempunyai daya beli yang cukup. Kemudian buyers yang mempunyai pengalaman yang memiliki kecapan dalam menjual paket-paket wisata yang ditawarkan, serta buyers yang memiliki capital market yang cukup,” lanjutnya.
Kalau Astindo sendiri mengaku tidak terlalu risau akan hal ini, karena telah memiliki list buyers yang cukup bagus. “Tapi yang perlu dicatat, nama Astindo kan sudah cukup dikenal. Selain itu, sebelum event ini digelar, kami sudah menghubungi para buyers secara personal,” pungkas Awan. [*]
- Editor : Fatkhurrohim