Chinese Folk Culture : Memaknai Tradisi Budaya China di Indonesia
wartaevent.com – Jakarta. Tiga universitas ternama di China yaitu Renmin University, Minnan Normal University, Quemoy University hadir di London School of Public Relations – Jakarta (LSPR) pada Senin, (17/06/2019) untuk memberikan kuliah umum yang bertajuk Chinese Folk Culture di Prof. Djajusman Auditorium & Performance Hall – LSPR Campus B, Jl. K.H.Mas Mansyur Kav 35, Jakarta.
Kegiatan ini merupakan kerja sama LSPR Jakarta melalui Pusat Studi ASEAN (Center for ASEAN Public Relations Studies) dengan China Mission to ASEAN. LSPR Jakarta dipercaya menjadi kampus yang menerima kedatangan China Delegation yang berjumlah 30 orang dalam rangka kunjungan ke ASEAN.
Baca Juga : LSPR Cre-ART-ive Festival 2019 Ruang Berkarya Mahasiswa
Public Lecturer ini bertujuan untuk mempromosikan Chinese Folk Culture di ASEAN. Pada Public Lecturer ini juga ditampilkan Chinese Folk Culture seperti taichi, tea ceremony, flower arrangements dan memainkan instrumen musik tradisional China oleh performer dari Beijing Folk Museum.
Tea ceremony memiliki sejarah panjang di China dan yang ditampilkan di LSPR adalah tradisi dari dinasti Ming. Tai-chi adalah kategori seni bela diri dimana di dalamnya ada tentang bagaimana menyeimbangkan antara yin dan yang. Gerakan yang dilakukan harus berimbang dengan teknik pernapasan dari olahraga bela diri Tai-chi.
Jiang Qin, Minister Counsellor China Mission to ASEAN, menyampaikan folk culture (budaya rakyat) sebagai aset penting dari identitas budaya suatu negara, karena dapat menjadi jendela untuk mengamati evolusi sejarah dan peradaban suatu bangsa. Kegiatan Public Lecturer ini penting untuk mempromosikan dan melestarikan budaya dan khususnya meningkatkan kesadaran generasi muda akan budaya.
LSPR Jakarta telah menjadi peserta aktif dalam program people to people exchange antara China dan ASEAN. LSPR pun mengintergrasikan pembelajaran bahasa Mandarin dan studi budaya China dalam kurikulumnya. LSPR Jakarta berharap dapat menjadi media bagi generasi muda untuk tertarik pada budaya Tiongkok, membangun jembatan komunikasi, persahabatan dan kerja sama yang mengarah pada pertumbuhan dan kemakmuran bersama.
Baca Juga : LSPR Dorong Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus menjadi “Parentpreneur”
Sementara itu, Cao Nanlai, Associate Professor, School of Philosophy, Renmin University of China, dalam diskusi panel menyampaikan, bagaimana warisan budaya bisa menjadi koneksi untuk membangun rasa saling pengertian antara China dengan negara lain. Selain itu, bagaimana warisan budaya dapat mempromosikan budaya rakyat China melalui upacara minum teh, merangkai bunga, dan lainnya.
Dikesempatan yang sama, Rudi Sukandar, Director of PGP Thesis Bureau – LSPR Jakarta, menyebutkan tentang jejak pengaruh China di Indonesia dapat dirasakan seperti di kuliner, fesyen dll. Rudi pun mencontohkan “Luo Fangbo” adalah orang China pertama yang mendirikan negara pertama di dalam sebuah negara (Kerajaan Sambas) yang letaknya ada di Kalimantan. [*]