News

Dampak Negatif Pornografi Online pada Anak Remaja

WARTAEVENT.COM, Kab. Magetan – Mudahnya akses pornografi secara online dan potensi bahaya dari paparan yang konsisten meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan dan kesejahteraan anak-anak lebih signifikan.

Ayrton Eduardo Aryaprabawa, Founder & Director Crevolutionz, menjelaskan, anak yang memiliki email dan menjelajahi internet berisiko terpapar pornografi online yang tak diinginkan.

“Meskipun orang tahu dapat memblokir dan memfilter website untuk mencegah akses, paparan yang tidak sengaja dapat mungkin selalu terjadi. Jika berkelanjutan, dapat memiliki dampak negative pada perkembangan anak,” ujar Aytron, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis (23/9/2021).

Berikut ini dampak negatif pornografi online pada anak, seperti:

  • Membuat pandangan menormalkan kekerasan saat berhubungan intim

Penggunaan media yang berlebihan, terutama jika kontennya mengandung kekerasan eksplisit secara seksual, membuat pandangan anak berubah. Anak menerima gambar seksual yang tidak sehat dari pornografi dewasa, yang membuat anak dapat menormalkan kekerasan seksual yang menampilkan kurangnya hubungan emosional antara pasangan, kontak seksual tanpa kondom, dan dalam beberapa kasus kekerasan dan perkosaan. Anak-anak dan remaja lebih rentan terhadap gambar-gambar porno daripada orang dewasa karena sebagian besar anak belajar melalui peniruan, dalam proses mengamati apa yang dilakukan orang lain dan meniru perilaku itu.

  • Menyebabkan anak mendiskriminasikan merendahkan perempuan

Pornografi bisa dibilang lebih seksis atau mendiskriminasikan dan merendahkan perempuan daripada gambar-gambar seksual lain di media. Kekerasan terhadap perempuan yang ditemukan dalam banyak pornografi dapat mengajari anak laki-laki itu dapat diterima secara sosial bahkan mungkin diinginkan, berperilaku agresif, serta berpotensi untuk merendahkan perempuan.

  • Membahayakan kemampuan anak membangun dan menjaga hubungan sehat

Paparan terhadap pornografi dapat membahayakan kemampuan anak membangun dan menjaga hubungan sehat. Pornografi sering mengirim pesan tentang seksualitas menyimpang, stereotip, dan berpotensi berbahaya. Jika pornografi dapat memiliki efek negatif pada anak, maka pornografi yang menampilkan gambar-gambar lebih kasar dan konsisten, memiliki dampak besar.

  • Risiko kecanduan dari konsumsi pornografi dapat menjadi masalah

Kecanduan adalah risiko bagi anak-anak dan remaja yang terus-menerus mengakses materi pornografi. Dalam istilah sederhana, kecanduan melibatkan aktivitas yang dulunya menyenangkan dan akhirnya berkembang menjadi kebutuhan. Dapat ditandai dengan dorongan yang tidak terkendali, sering kali mengakibatkan hilangnya kendali, keasyikan dengan penggunaan, dan terus digunakan meskipun ada masalah yang disebabkan oleh perilaku tersebut.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis (23/9/2021) juga menghadirkan pembicara Erwan Adi Saputro (Dosen UPN Veteran Jawa Timur), Erna Eriana (CEO Cleopatra Management), Erna Widayati (Guru MAN 2 Magetan), dan Anjani Adyalaksmini, CMO at PT. Laksmindo Bahtera sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply