M I C E

Danamon dan MUFG Selenggarakan The Indonesia 2020 Summit

wartaevent.com – Jakarta. Bank Danamon dan MUFG Bank, menyelenggarakan The Indonesia 2020 Summit Hari ini Rabu (20/11/2019) di Jakarta, yakni suatu forum diskusi terbuka mengenai perekonomian Indonesia dan global pada tahun 2020.

Forum ini dihadiri oleh sekitar 350 nasabah perbankan privilege, korporasi, dan komersial Bank Danamon dan MUFG Bank Cabang Jakarta, membekali nasabah dengan wawasan dan proyeksi ekonomi guna mendukung pertumbuhan usaha mereka untuk mencapai kesejahteraan.

Baca Juga : Sembilan Bulan Pertama 2019 Bank Danamon Bukukan Transaksi Kenaikan

Daisuke Ejima, Executive Officer and Country Head of MUFG Indonesia menjelaskan, dalam perekonomian global yang semakin tidak pasti, sangatlah penting bagi nasabah untuk mendapatkan wawasan terkait peluang dan risiko di perekonomian Indonesia maupun global pada tahun 2020.

“Ajang ini merupakan bukti nyata kolaborasi antara MUFG dan Bank Danamon, dan kami bangga dapat menghadirkan pakar-pakar terkemuka dari Indonesia maupun negara lain untuk menyampaikan pandangan mereka yang tentunya sangat bernilai bagi nasabah kedua bank,” kata Daisuke.

Sementara itu,  Yasushi Itagaki, Direktur Utama* Bank Danamon menerangkan,  forum ini merupakan bentuk apresiasi Bank Danamon dan MUFG kepada nasabah perbankan privilege, korporasi, bisnis, dan komersial atas kepercayaan mereka.

Kolaborasi ini menunjukkan kemitraan strategis yang kuat dengan MUFG. Kami harap forum terbuka ini bermanfaat dalam menyusun strategi yang efektif bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia, sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Juga : Bank Danamon Umumkan Perubahan Komisaris dan Direksi pada RUPS-LB

Chatib Basri, Menteri Keuangan Republik Indonesia Periode 2013 – 2014, menuturkan, tidaklah mudah bagi pemerintah baru untuk menghadapi tantangan-tantangan kedepannya. Perlambatan ekonomi sudah mulai dirasakan dan akan berlanjut di tahun 2020.

“Kita mungkin masih bisa bertumbuh sebesar 5 persen atau sedikit di bawah 5 persen. Dan, hal ini perlu kita apresiasi, karena saat ini tidak banyak negara yang bisa mencetak pertumbuhan 5 persen. Namun, reformasi struktural tingkat tinggi diperlukan,” kata Chatib Basri, [*]