Danau Paisu Pok: Warisan Alam, Cerita Leluhur dan Permata Wisata Penggerak Ekonomi
Uniknya, warna air danau berubah-ubah: biru bening saat tenang, hijau ketika debit air rendah, dan bahkan bisa berubah kembali ke hitam saat terjadi fenomena alam seperti gempa.
“Saat gempa Palu mengguncang (tahun 2018), air danau ini sempat kembali ke warna asalnya—hitam legam—sebelum kembali jernih sepekan kemudian,” cerita Apriadi, saat ditemui di lokasi, Sabtu, (12/4/2025).
Baca Juga : Begini Konsep Hospitality Para Leluhur Borobudur, Simak Filosofi yang Sudah Mulai Memudar
Di bawah permukaan airnya, tersembunyi batang-batang kayu ratusan tahun yang tetap utuh, menambah nuansa magis dan memperkuat narasi historis danau ini. Tak heran, bagi banyak wisatawan, berkunjung ke Danau Paisu Pok seperti memasuki ruang waktu—tempat legenda dan realitas berbaur tanpa sekat.
Di tahun 2018, menjadi titil balik, Danau Paisu Pok dikembangkan menjadi daya Tarik wisata unggulan. Pemerintah Desa melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) berkolaborasi mengembangkan menjadi wisata air.

Transformasi ini semakin kuat saat Bank Indonesia melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) memberikan bantuan infrastruktur strategis, seperti pembangunan dermaga, jalan akses, gapura, pagar pembatas, toilet, hingga ruang ganti.
“Ini bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi juga menciptakan rasa aman dan nyaman bagi para wisatawan,’ lanjut Apriadi mengenang bantuan dari Bank Indonesia yang begitu berarti bagi kawasan wisata ini.
Baca Juga : Menikmati Kemewahan Life on Board Menggunakan The Trans Luxury Yacht
Pasca pembangunan inffrastruktur dari Bank Indonesia, jumlah kunjungan wisatawan kian melonjak hingga 50%. Kini, Danau Paisu Pok tak hanya dikunjungi oleh wisatawan lokal dari Luwuk, Palu, dan sekitarnya, tetapi juga dari luar Sulawesi, Jawa, Kalimantan, bahkan mancanegara—dari Amerika, Jerman, hingga Spanyol.