Site icon WARTAEVENT.COM

Digitalisasi Makin Massif, Ayo Tingkatkan Keahlian Menggunakan Aplikasi Digital

WARTAEVENT.com – Makassar. Kecakapan dalam menggunakan aplikasi digital menjadi sebuah tuntutan di era saat ini, dimana banyak aktivitas keseharian bisa dikendalikan dari satu genggaman tangan yaitu gawai kita. Namun, penggunaannya juga harus bijak sesuai kebutuhan.

Demikian yang mengemuka dalam webinar bertema “Melek Digital! Tingkatkan Kompetensi Penggunaan Aplikasi Digital”, Kamis (4/8), di Makassar, Sulawesi Selatan, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.

Baca Juga : Budaya Digital yang Baik Hasilkan Konten Positif

Hadir sebagai narasumber adalah Dosen Komunikasi FISIP UIM dan Pengurus ISKI Sulawesi Selatan, Adriansyah, Co Founder Japelidi dan Dosen Fikom Unisba, Rita Gani, dan Tim Inti Mitra Muda UNICEF Indonesia dan JaWAra Internet Sehat Sulawesi Selatan 2022, Rendy Saputra.

Menurut data APJII 2022, jumlah pengguna Internet di Indonesia telah mencapai sekitar 20 juta atau lebih dari 77% penduduk. Dengan kata lain, internet telah menjadi bagian dari keseharian mayoritas masyarakat di Tanah Air.

Baca Juga : Ini Kisah Lily Patisserie Bandung Ubah Hobi jadi Bisnis Legendaris

Sayangnya, merujuk survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, dari tiga sub indeks Indeks Pembangunan (IP-TIK) Indonesia yaitu akses dan infrastruktur, intensitas penggunaan, dan keahlian/kecakapan, sub indeks keahlian memiliki skor paling rendah.

Dalam webinar tersebut, Adriansyah menyampaikan, masyarakat saat ini rata-rata sudah mengenal mesin pencarian sebagai cara cepat dan mudah dalam mendapatkan informasi atau berita. Untuk itu, diperlukan kecakapan yaitu kemampuan mengetahui dan memahami cara mengakses macam-macam mesin pencarian informasi yang tersedia.

“Harus tahu proses kerja mesin pencarian sehingga bisa menggunakan kata kunci yang tepat dan hasil pencariannya optimal. Di mesin pencarian terdapat sejumlah tools yang bisa dimanfaatkan, salah satunya fitur cek fakta untuk mengkonfirmasi kebenaran informasi atau berita yang didapat. Jadi, kita harus saring dulu sebelum sharing,” tandasnya. 

Dia menambahkan, kecakapan dalam mengoperasikan berbagai aplikasi digital sangat penting. Ragam aplikasi tersebut mulai dari transportasi, edukasi, kesehatan, hingga dompet digital dan lokapasar.

Baca Juga : Event FTNTWA Usung Ekowisata Untuk Healing dan Recovery

Mengingat saat ini belanja daring marak dan transaksi nontunai terus didorong, masyarakat juga diharapkan mampu mengenal dan memahami ekosistem transaksi daring dengan lebih baik, sehingga bisa terhindar dari kegiatan terkait yang merugikan.

Rita Gani menambahkan, dalam penggunaan media ataupun aplikasi digital, masyarakat juga harus tahu cara memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini penting di tengah banyaknya aplikasi sejenis yang bermunculan sehingga harus pandai menyeleksi dan memilih.

Baca Juga : Ada Kejutan Rasa Dibalik Konser Musik Smooth Session, Ternyata Musisi Jago Masak

“Ada banyak aplikasi, kalau tidak butuh jangan diunduh. Tidak perlu punya aplikasi yang banyak di handphone kalau tidak digunakan. Misalnya aplikasi lokapasar, pilih salah satu yang cocok. Kalau kebanyakan aplikasi, akan memakan memori ponsel dan hal lainnya yang bisa merugikan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Rita menyinggung ihwal tantangan generasi digital. Dia pun menyoroti fenomena Citayam Fashion Week yang menurutnya luar biasa karena merupakan sebuah inovasi dan kreativitas dari anak-anak muda dalam memanfaatkan dunia digital.

“Memanfaatkan dunia digital dengan baik. Caranya, harus menimbulkan sebuah kreativitas dan keunikan, karena inovasi berkaitan dengan kreativitas. Jika dua hal ini digabungkan maka muncul konsep kemandirian dan ini yang terjadi pada Bonge, Jeje dan artis-artis Citayam Fashion Week lainnya,” tuturnya.

Sementara itu, mewakili generasi muda, Rendy Saputra yang saat ini masih berstatus mahasiswa membeberkan etika dalam menyosialisasikan digitalisasi kepada boomer, yaitu generasi yang lebih tua terutama usia 50 tahun ke atas.

Baca Juga : Gelar Etape Ke-3 di Bogor, PHRI Bike Tour Ramaikan Festival Merah Putih

Pertama, melakukan pendekatan dengan cara membangun komunikasi yang baik, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan menerapkan sopan santun. Kedua, tidak menggurui dan menyampaikan pendapat dengan sopan serta menghargai pendapat generasi boomer. Selain itu, sampaikan maksud dan tujuan dengan percaya diri, sopan, jelas dan lugas.

“Ingat, kamu muda juga perlu bersuara untuk melakukan perubahan, apalagi tidak semua orang aware atau tertarik dengan isu digitalisasi. Padahal, ini harus menjadi perhatian bersama. Sebelum menyosialisasikan, kaum muda juga harus membekali diri dengan kecakapan digital,” tegasnya.

Baca Juga : Indonesia Siap Menggelar In-Person MICE Event

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. [*]

Exit mobile version