Event

Diskusi Bersama ASKI: ’Kopi di Mata Anak Muda dan Demo Coffee Culture Masyarakat Aceh

Semangat untuk Bergerak

Dari pengamatan dapat dilihat bahwa kerja nyata dan track records menjadi perhatian generasi muda. Mengingat pemapar adalah generasi yang giat ”berkopi”, bahasa yang dipakai memiliki persamaan dan semangat untuk bergerak. Tidak hanya di lingkungan mereka tetapi ke Indonesia bahkan untuk mengekspor ekspor ke luar negeri.

Bagas Hapsoro, salah seorang pegiat diplomasi kopi menyatakan apresiasinya kepada semua nara sumber dan hadirin yang hadir. Dikatakannya bahwa pada hari sebelumnya tatkala memperkenalkan para barista kepada para dubes asing, besoknya sudah ada respon dari mereka. Bahkan wakil misi dagang Italia telah menelpon Teuku Bawadi untuk berbicara tentang kopi Gayo lebih detail lagi. Dubes Yunani juga menyatakan ketertarikannya pada kopi Indonesia.

Baca Juga : Workshop  Coffeepreneur: Cara Menggerakan Kewirausahaan yang Berkelanjutan

Bagas juga menyampaikan apresiasi kepada R.Yugian Leonardy, CEO PT Inti Gravfarm Indonesia di Ciwidey. Yugian aktif membantu Pusdiklat Kemlu untuk mendidik dan melatih para diplomat muda dalam tentang kopi. Sebagaimana diketahui Kemlu sejak 7 Nopember 2021 telah mengadakan pendidikan dan pelatihan Kopi untuk diplomat muda.

Pesan Bagas adalah agar minat dan ketertarikan generasi muda kepada kopi minimal dibarengi dengan tujuan penting. ”Pilih dan upayakan agar kopi berkualitas tinggi, memenuhi standar kesehatan, ramah lingkungan, kearifan lokal dan keberpihakan kepada petani”, pungkas Bagas.

Baca Juga : Ini Tiga Pesan Menparekraf Agar Kopi Originasi Bondowoso Memiliki Nilai Tambah dan Dikenal Dunia

Disamping Bagas, juga ada komentar dan masukan berharga dari pegiat diplomasi lainnya, Dubes Prayono Atiyanto. Beberapa pemerhati kopi juga memberikan observasi terhadap jalannya diskusi yaitu Ayung Sutopo dan Rubina Amin. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *