Ditemukan, Goa Baru nan Cantik di Gunungkidul
Warta Event – Gunungkidul. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengingatkan agar pengaturan destinasi itu dilakukan dengan baik. Harus berpikir panjang dan berkelanjutan. Beri keleluasaan buat wisatawan untuk mengeksplorasi kawasan destinasi itu.
Jangan ada bangunan atau apapun yang justru menutup kekuatan destinasi itu sendiri. Biarkan wisatawan punya banyak angel untuk mengambil gambar swafoto dan spot untuk melihat suasana di seputar tempat wisata itu. “Harus diatur dengan baik, agar wisatawan nyaman,” kata Arief Yahya.
Jika suasana bagus, wisatawan akan banyak memposting di media sosial. Dan itu merupakan promosi yang efektif dan murah, karena dilakulan sendiri oleh netizen. “Agar berkelanjutan, maka harus ditata yang bagus,” ungkap dia.
Pariwisata di Gunungkidul telah menjadi pendongkrak perekonomian warga. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul pun terus menggali potensi-potensi wisata baru yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Tidak hanya mengandalkan pantai-pantai yang eksotis di sepanjang bibir Samudera Indonesia, potensi lain pun digali.
Setelah mengenalkan tempat wisata baru untuk wisata dirgantara di Embung Batara Sriten, Dinas Pariwisata “menemukan” potensi baru wisata alam berupa goa. Lokasi goa ini berada di wilayah Girisubo. Goa yang sangat indah. Stalagtit dan stalagmitnya menawan. Susunan batuan di dalam goanya memancarkan pesona.
“Stalagtit dan stalagmit masih aktif,” ungkap Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul Hari Sukmono yang sudah mengecek langsung ke lokasi bersama Kepala Seksi Promosi dan Informasi Purnomo Sumardamto.
Usai dari lokasi, Hari mengatakan akan melakukan pemetaan lebih lanjut. Memetakan struktur goa, jalur di dalam goa dan sebagainya. Pihaknya berkordinasi dengan ahli goa yang sering menggarap sejumlah goa di wilayah Gunungkidul. “Kami masih perlu pemetaan lanjutan,” tambah Hari.
Hasil pemetaan itulah yang akan dipakai untuk pengembangan lokasi ini ke depan. Apa yang diperlukan jika goa ini dijadikan destinasi wisata baru. Bagaimana akses di dalamnya, perlu tambahan track atau tidak dan seterusnya. “Masih perlu penataan amenitas dan aksesnya,” tandas Hari.
Goa di Girisubo ini berlokasi di bekas areal tambang. Dulu kawasan ini pernah dieksploitasi untuk diambil posphat-nya. Kemudian kegiatan penambangan tersebut dihentikan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan yang berlanjut.
Dalam konteks ini, pariwisata harus menjadi solusi bagi kehidupan warga. Bisa mengurangi kerusakan lingkungan sekaligus menaikkan taraf hidup warga. [Fatkhurrohim/Dokumentasi]