News

Tingkatkan Kompetensi Apoteker, IAI Gelar Rakernas di Banten

Warta Event, Jakarta– Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) akan menggelar kegiatan Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) pada 5 – 8 September 2017 di Indonesia Convention & Exhibition (ICE), BSD, Tangerang, Banten. Kegiatan tahunan ini bagian dari sarana IAI meningkatkan kompetensi para anggotanya. Rakernas akan diikuti oleh 34 PD (Pengurus Daerah) yang berasal dari 34 propinsi di Indonesia.

PicsArt_09-03-12.28.22

Dalam Rakernas kali ini, tema yang akan dikemukakan adalah “Improving an Accessible and Trusted Pharmacist”. Menkes RI, Prof Nila Juwita Moeloek, rencananya akan membuka Rakernas IAI 2017 sekaligus menjadi keynote speaker disesi pertama. Dilanjutkan Menteri PAN RB, Asman Abnur, Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito dan Apoteker FlP (International Phramaceutical Federation) yang berkedudukan di London, Lina Bahder.

Ketua Panitia PIT dan Rakernas IAI 2017, Dra. Ellen Wijaya, Apt mengatakan, “Sudah 1500 Apoteker yang mendaftar dan menyatakan keikutsertaannya. Banten dipilih sebagai lokasi Rakernas tahun ini, karena memiliki gedung ICE yang fasilitasnya sangat layak untuk menampung banyak peserta. Selain itu, Banten juga memiliki destinasi wisata yang menarik minat peserta Raker. Nantinya peserta Raker  akan diajak ke pulau Sangiang pantai Anyer,” tuturnya.

Berbagai topik menarik juga akan dibahas dalam kegiatan ini. Diantaranya adalah rencana dikembangkannya apoteker Spesialis melalui dibentuknya KIFI (Kolegium Ilmu Farmasi Indonesia) yang dlantik tahun lalu. KIFI, dengan berkoordinasi dengan IAI-APTFI dan KFN, telah menyusun naskah akademik pengembangan dan peningkatan profesionalitas apoteker berupa apoteker spesialis untuk farmasi klinik. Ke depannya akan menyusul apoteker spesialis onkologi, produksi steril, fragrance dan sebagainya.

PicsArt_09-04-06.20.29

Isu lain adalah keberadaan counterfit medicine, atau obat palsu. Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat farmasi yang terdiri dari KFN, IAI, APTFI, KIFI dan stake holdernya merasa perlu mewacanakan RUU Farmasi beserta usulan penegakan hukum yang berefek jera bagi para pelakunya. Hal ini perlu dilakukan mengingat obat merupakan bagian dari ketahanan bangsa.

Dibahas juga soal keberadaan apoteker di sarana kesehatan, baik swasta maupun pemerintah yang masih perlu ditingkatkan  jumlah dan kualitasnya. Yang hingga saat ini baru sekitar 20 persen Puskesmas yang memiliki tenaga Apoteker.

Kegiatan ini juga akan memberikan usulan kepada pemerintah, mengenai program internship bagi apoteker yang baru lulus dari perguruan tinggi. Program internship ini dipandang perlu untuk memahirkan praktik kefarmasian sehingga profesionalitas apoteker dapat direkognisi oleh tenaga kesehatan lainnya dan masyarakat.