Techno

E-Learning Solusi Pembelajaran Sekolah Masa Pandemi Covid-19

WARTAEVENT.COM, Kab. Blitar – Pandemi Covid-19 telah mengakselerasi transformasi dunia pendidikan dari pertemuan tatap muka menjadi pembelajaran online (daring). Berdasarkan survei BPS pada Juli 2020, 73 dari setiap 100 institusi pendidikan telah mengubah cara mereka beroperasi, menyesuaikan dengan pandemi. Hal ini menjadi tantangan, mengingat belum adanya standar tertentu dalam optimalisasi proses belajar-mengajar secara daring.

“Proses belajar mengajar yang beralih menjadi daring tidak hanya terjadi di Indonesia. Dalam Policy Brief: Education during Covid-19 and Beyond yang dipublikasikan oleh PBB menyebutkan, fenomena belajar dari rumah terjadi di lebih dari 190 negara di dunia. Dampaknya dirasakan oleh 1,6 miliar pelajar, 94% dari populasi pelajar di dunia,” ungkap Vitalia Fina Carla Rettobjaan, S.M., M.M, Dosen Universitas Bali Internasional dan Relawan TIK Provinsi Bali dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (22/6/2021).

Lanjut Vitalia, hal itu disebabkan digital transformation ada di mana-mana saat ini. Ini bukan hanya tentang mengubah layanan yang ada menjadi versi digital tetapi meningkatkannya. Digital transformation mengacu pada transformasi keseluruhan kegiatan organisasi yang bertujuan memanfaatkan peluang yang diciptakan oleh teknologi dan data digital.

“Konsep di balik digital transformation adalah bagaimana menggunakan teknologi untuk membuat kembali suatu proses sehingga menjadi lebih efisien atau efektif,” kata Vitalia.

“Pemanfaatan TIK di sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran meningkat, dengan e-learning guru mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran berbasis TIK, dan juga kualitas layanan meningkat dengan e-administrasi stakeholder pendidikan memberikan layanan prima, cepat, murah, transparan, dan akuntabel,” paparnya.

Menurut dia, perkembangan digital juga memiliki dampak positif dan negatif. untuk dampak positif digital pendidikan adalah memudahkan mencari informasi yang dibutuhkan dengan semkin cepat dan mudah diakses, inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang, munculnya metode-metode pembelajaran baru, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), dapat digunakan sebagai sistem pendukung keputusan dalam dunia pendidikan.

Selain dampak positif, ada dampak negatif juga seperti banyaknya informasi yang menarik bagi siswa di internet membuat siswa terkadang tidak fokus ketika pembelajaran sedang berlangsung, mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap hak atas kekayaan intelektual (HAKI), banyaknya informasi menarik atau game online membuat peserta didik menjadi malas belajar, penyalahgunaan pengetahuan bagi orang tertentu untuk melakukan tindakan kriminal, teknologi informasi membuat pengaruh dari luar negeri masuk dengan sangat bebas dan sangat sulit dibendung, serta maraknya penyebaran pornografi.

“Infrastruktur yang harus disiapkan lembaga pendidikan adalah platform e-learning, kurukulum berbasis STEAM, School Information System (SIS), Artifical Intelligence dan machine learning. serta perangkat digital berkapasitas besar,” tutup Vitalia

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (22/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Fikri Mohammad Hakim (Senior Manager Safety Garuda Indonesia), Loina Lalolo Krina Perangin-angin (Dosen tetap di Prodi Ilmu Komunikasi, Swiss German University), dan Ediyanto (Dosen Fakultas Ekonomi UNARS Situbondo).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply