Film Sara & Fei, Stadhuis Schandaal: Drama Percintaan Berbalut Sejarah
Warta Event – Jakarta. Film dengan genre drama percintaan, nampaknya masih menjadi magnit bagi para penonton Indonesia. Ini dibuktikan dengan salah satu rumah produksi baru XELA Pictures di jagat layar lebar Indonesia. Dan XELA Pictures mengangkat tema drama percintaan dengan latar belakang sejarah dengan judul “Sara & Fei, Stadhuis Schandaal.
Debut film perdana dari XELA Pictures yang akan tayang secara serentak di bioskop tanah air pada hari Kamis (26/07/2018) mendatang ini di sutradarai oleh Adisurya Abdi yang menjadi sebuah karya film come back dari sutradara senior tersebut yang sempat vakum cukup lama di industri perfilman nasional.
Saat menggelar Press Conference, Screening & Gala Premiere Film ‘Sara & Fei, Stadhuis Schandaal’ di Rumah Kuliner Lt.2, Metropole XXI, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, pada hari ini Jumat (20/07/2018), Adisurya mengatakan, mengaku tertantang dengan konsep film drama percintaan berlatar belakang sejarah yang dikemas dalam konsep kekinian dengan segmen penonton generasi milenials.
Adisurya yang pernah menyutradarai film Roman Picisan di era 80-an ini pun menegaskan, sempat vakum selama 14 tahun, kemudian dituntut menyuguhkan karya film di masa yang berbeda. Memadukan suatu film dengan latar belakang kolonial lantas kemudian dikemas dengan rasa masa kini.
Menurut kacamata cinemanya, film ‘Sara & Fei, Stadhuis Schandaal’ ini menyuguhkan sesuatu yang berbeda dengan format masa kini. Meski demikian, tidak mengurangi unsur historis yang menjadi ruh dalam film tersebut. Dan ini mampu memberi sudut pandang pada generasi muda saat ini untuk mengetahui serta mengungkap sejarah yang belum terungkap.
Yang lebih mengejutkan dari comeback-nya sutradara kawakan ini adalah tidak menggandeng sederet artis muda yang tenar saat ini di layar lebar. Bahkan boleh dibilang benar-benar muka baru sebagai pemeran film bioskop. “Kami memang tidak menggandeng sederet artis tenar dengan jumlah follower yang besar. Dan, film ini tidak menggandeng sponsor,” ungkap Adisurya.
Sementara itu, Alexander Sutjiadi, Produser Eksekutif XELA Pictures, menyatakan, XELA Pictures muncul setelah melihat realitas bahwa industri perfilman tanah air yang terus bergairah dengan jumlah penonton yang besar.
“Ini potensi pasar yang besar dalam dunia perfilman. Terlebih lagi kami memproduksi film yang berlatar belakang sejarah dan mengangkat budaya Indonesia agar lebih dikenal bangsa lain seperti China yang menjadi market kedua dari film ini,” terang Alexander.
Film ‘Sara & Fei, Stadhuis Schandaal’ yang mengambil lokasi shoting di Jakarta dan negeri Tirai Bambu ini mengisahkan tentang seorang mahasiswi Ilmu Budaya Indonesia bernama Fei (Amanda Rigby)yang tengah mengerjakan tugas akhir mengenai The Old Batavia.
Saat mencari bahan dan riset di kawasan Kota Tua Jakarta, ia bertemu dengan seorang gadis keturunan Belanda dan Jepang yang kemudian dikenal sebagai Saartjie Specx atau dipanggil Sara (Tara Adia). Sosok Sara kemudian menghilang dari pandangan Fei saat dering telopn berbunyi.
Pertemuan Fei dengan Sara membuat ia bertanya siapa sosok wanita tersebut di Museum Fatahillah yang dulu bernama Stadhuis. Fei bertemu dengan Sara yang membawanya pada era Batavia tahun 1628 dimana kisah Sara dan kekasihnya Pieter yang tragis terjadi. Sara ingin sejarah membersihkan skandal cintanya melalui Fei.[Fatkhurrohim/Photo by_DSP]