Lifestyle

Konser Ini Bakal Menjadi Konser Tahunan yang Melestarikan Budaya di Kota Palu

Warta Event – Palu. Membuka perhelatan musik tradisional Palu Salonde Percussion, orkestra OCAS dari Asturias Spanyol berkolaborasi dengan Komunitas Musik Pedati, sebuah sanggar musik tardisional di Taman Hutan Kota Kaombona.

Kedua kelompok musik dari latar yang berbeda berhasil membuat takjub masyarakat kota Palu, khususnya saat lagu Sampesuvu Roa dibawakan dengan alat musik tradisional lalohe dan gimba.

Dalam rangkaian Konser Vinculos untuk Indonesia 2018 oleh OCAS di Sulawesi Tengah 5-15 Agustus 2018 yang diusung dalam Program Indonesiana oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini, Palu Salonde Percussion dan Festival Vula Dongga akan  menjadi konser tahunan yang melestarikan budaya.

Nadjamuddin Ramly, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, menyampaikan, Vinculos konser hadir di Kota Palu untuk cermin dan pembelajaran kepada masyarakat Palu supaya dapat membuat musik yang berkualitas, ini akan menjadi semnagat untuk menghidupkan sebuah orkestra.

Sementara itu Hidayat, Walikota Kota Palu, menambahkan hutan Kota Kaombona tahun ini juga akan dibangun ampli theatre yang berkapasitas 1500 penonton dengan luas panggung 35 x 18 meter, nanti akan ada panggung budaya dan pasar seni untuk masyarakat.

“Selain itu kami juga akan membangun beberapa sarana olahraga dan menanam 40.000 pohon endemik Sulawesi Tengah di hutan Kaombona ini,” ungkap Hidayat.

Malam itu juga hadir penabuh drum legendaris sekaligus pengagas acara Palu Salonde Percussion, Gilang Ramadhan. Gilang begitu kagum oleh penampilan Ocas dan mengakui apa yang dilakukan Ocas dalam konser Vinculos untuk Indonesia adalah ide cemerlang.

Mereka berkeliling dunia dan mengunjungi berbagai tempat,mempelajari budaya dan musiknya, Gilang lebih jauh mengatakan, “Saya sangat tertarik untuk berkolaborasi salah satu pemain kontra bass dan perkusi dari Ocas untuk project musik Jazz di Indonesia. Semoga bisa segera terwujud,” ucap Gilang.

Dikesempatan yang sama, Smiet Ilyas Abdulhamid, Koordinator dan pakar musik tradisional Palu, menjelaskan, “Lalohe adalah alat musik sakral untuk menyembuhkan penyakit, sekarang diangkat menjadi alat musik tradisi yang harus dilestarikan.

Permainan orkestra Vinculos Ocas dan Pedati tadi begitu menyatu, sangat sesuai dengan tema acara ini Nature and Culture Meeting in harmony. Para anggota Ocas malam itu mengenakan busana bernuansa hitam. Musisi perempuan diri mereka dengan syal warna-warni bermotif bomba khas Khaili, sementara musisi lelaki memakai ikat kepala Siga, yang begitu kontras.

Komposisi lagu-lagu bernuansa gypsy juga dibawakan dan gerakan tarian flamengo yang lentur dan tegas dibawakan oleh Angela Lopez, yang juga menjadi pemain piano dan penerjemah di group Ocas.

Penampilan Ocas diakhiri dengan membawakan lagu Sampesuvu Roa yang dinyanyikan oleh Walikota dan Wakil Walokita Palu yang menulis sendiri lagu itu. Angin yang berhembus perlahan di antara pepohona di Hutan Saombona membuat penonton terbius dengan alunan musik orkestra yang begitu indah. [Fatkhurrohim]