Site icon WARTAEVENT.COM

Hati-Hati Jangan Gegabah Pakai Aplikasi Ubah Wajah, Bisa Terjerat Hukum

WARTAEVENT.com – Makassar. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada hari ini Jum’at (16/09/2021) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Kolaborasi ketiga lembaga pada acara kali ini, tema yang diangkat adalah “Hati-hati Menggunakan Aplikasi Ubah Wajah”. Dan diikuti oleh 718 peserta dari berbagai kalangan masyarakat.

Ada 4 narasumber pada sesi sesi webinar siang ini, di antaranya Digital Enthusiast, Inne Ria; praktisi digital forensik, Wing Wahyu Winarno; anggota Center for Digital Society (CfDS) UGM, Diah Angendari; serta pemengaruh (influencer), Bang Is (Iskandar Andi).

Inne Ria yang didaulat sebagai pemateri pertama membahas AI: ‘Otak’ Buatan Manusia”. Inne menerangkan, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dibuat untuk meniru kecerdasan manusia.

Kaitan dengan komputer dan internet, proses peniruan terjadi misalnya dari foto atau video yang diunggah oleh pengguna. “Semakin banyak video atau foto yang diunggah, makin banyak dataset yang dapat digunakan di internet,” jelas dia.

Pemateri kedua, Diah Angendari menyampaikan materi “Etis Bermedia Digital”. Dia mengatakan, meskipun kegiatan kita di media digital termediasi, tetapi sesungguhnya kita tetap berkomunikasi dengan orang lain.

“Anonimitas bukan berarti bertindak sesuka hati, tetap ada koridor dan etikanya. Jangan melakukan hal-hal  yang bisa merugikan pengguna lain. Pikirkan dulu sebelum menyebar pesan, apakah berpotensi mengganggu atau membahayakan orang lain?,” pesan Diah.

Untuk pemateri ketiga, Iskandar Adi mengulas topik bahasan “Memahami Batasan dalam Kebebasan Berekspresi di Dunia Digital”. Menurutnya, berkomentar di media sosial ada etikanya, yaitu membaca atau menonton konten secara keseluruhan, berkomentar sesuai konten atau berita.

Dan satu lagi, tidak memberikan komentar yang menyinggung. “Kita bebas berekspresi, namun jangan menyinggung orang lain. Selain tidak etis, juga berisiko dibawa ke ranah hukum,” ujarnya.

Wing Wahyu Winarno, pemateri pamungkas hari ini mengurai kajian “Jangan Gegabah Mengubah Wajah”. Ia menuturkan, saat ini banyak aplikasi untuk mengubah foto atau video wajah seseorang.

“Aplikasi ini seperti pisau bermata dua. Kalau mengubah foto sendiri dan ditujukan untuk hal-hal baik seperti menghibur teman, tidak masalah. Tetapi, kalau mengubah foto orang lain lalu diunggah di media sosial, bisa jadi merugikan orang lain dan bisa dituntut,” cetusnya. 

“Jika ada jejak digital kita yang bisa membahayakan keamanan, dapatkah dibersihkan?” tanya Haryan Eka Putra, salah seorang peserta webinar Literasi Digital kali ini.

Diah Angendari mengatakan bahwa segala sesuatu yang dilakukan di dunia maya akan tercatat. “Kalau terlanjur tersebar, mungkin bisa dihapus, tetapi mulai dari sekarang, kita coba menutupnya dengan konten-konten yang baik. Ingat prinsip: lebih baik mencegah daripada mengobati,” pesannya.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. [*]

Exit mobile version