Ini Cara Dalami Agama di Dunia Maya
WARTAEVENT.COM, Kab. Bondowoso – Tren belajar agama di dunia maya tidak dilarang, asalkan mempertimbangkan beberapa aspek seperti guru, sumber ilmu dan beretika. Sehingga tidak memunculkan paham yang mengarah ke radikalisme.
Hal itu disampaikan, Ahmadi Andianto, ASN SMKN 1 Tapen Bondowoso, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Rabu (29/9/2021).
Etika orang yang belajar ilmu itu harus menghormati gurunya sekalipun berbeda pendapat. Meski belajar di dunia maya pun perlakuannya harus sama.
“Etika belajar kita di internet, jadi kita harus menghindari konflik kepentingan. Banyak di antara kita, karena munculnya permasalahan, itu biasanya disertai perbedaan. Tapi bagi kita semua, kita harus menghindari konflik kepentingan,” ungkap Ahmadi Andianto, ASN SMKN 1 Tapen Bondowoso, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Rabu (29/9/2021).
Selain itu pihaknya meminta masyarakat harus menghindari fanatisme berlebih, karena media sosial merupakan sarana berekspresi. Namun sayangnya memang seringkali orang kebablasan dalam menyuarakan pikirannya.
“Jika kita bisa mendudukkan dengan benar, dan juga literasinya benar, maka apa-apa yang disampaikan, apa-apa yang diterima masyarakatpun juga tidak membingungkan dengan datangnya hadist-hadist baru yang seolah-olah menggunakan bahasa arab, kemudian dijadikan seolah-olah itu yang disampaikan oleh rasulullah. Kita tidak boleh hanya menelusur atau mencari pendapat yang memang membenarkan pada diri kita. Sehingga menjadikan justifikasi kebenaran terhadap apa yang kita lakukan,” terangnya.
Ia juga menerangkan, tidak ada salahnya belajar agama di media sosial untuk menambah referensi ilmu pengetahuan. “Dunia maya sudah banyak kita jumpai, terutama di dunia digital. Kita mudah memperoleh informasi dengan lewat apapun,” jelasnya.
Namun, disarankan bagi penuntut ilmu terutama yang baru hijrah agar mencari seorang guru. Sebab ridho seorang guru itulah yang membuat ilmu itu lebih berkah.
“Maka untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan seseorang, tidak harus datang ke rumah kiyai, ke mushola, masjid. Dunia maya dengan mudahnya kita memperoleh ilmu agama. Tapi apakah ilmu agama semuanya itu benar atau tidak, itu perlu dipahami. Dalam upaya memahami di dunia digital ini. Guru agama akan menjadi sumber utama memperoleh ilmu agama. Suara hati guru itu penting, maka guru harus menjadi sumber utamanya,” ungkapnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Rabu (29/9/2021) juga menghadirkan pembicara DRH. Pandu Tokoh Amukti (Praktisi Dokter Hewan Bondowoso), Ayrton Edoardo Aryaprabawa (Founder & Director Crevolutionz), Fetty Kurniawati (Pendamping Sosial Kemensos RI & Dosen Luar Biasa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Madiun), dan Rinanti Adya Putri (Operations Executive at ZALORA Group) sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. BerlAndaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.