News

Ini Dia 5 Bahaya Belanja Online

WARTAEVENT.COM, Kab. Trenggalek – Belanja online kini benar-benar mengubah industri perdagangan duinia. Bagaimana tidak, lebih dari 50 persen warga dunia kini memilih berbelanja secara online dibandingkan pergi langsung ke toko atau mal.

“Banyak keuntungan berbelanja online seperti menghemat waktu dan tawaran potongan harga menggiurkan. Tapi hati-hati, belanja online juga dapat menjadi kegiatan yang berbahaya dan merugikan,” jelas Ria Ariyanie, Praktisi Komunikasi Digital dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (3/9/2021).

Lanjutnya, kegiatan berbelanja secara online kini telah menjadi salah satu tren bagi sebagian masyarakat di berbagai negara. Tak heran, industri perdagangan elektronik (e-commerce) semakin merekah dan banyak diminati.

“Meski demikian, berbelanja secara online tak selalu aman bahkan rentan terhadap tindakap penipuan. Tak hanya memberikan keuntungan, berbelanja secara online juga dapat membuat Anda terjebak dalam bahaya,” ujarnya.

Berikut empat hal yang paling berbahaya dari kegiatan belanja online, seperti:

  • Pilihan pembayaran

Hati-hati menggunakan kartu debit dan kredit saat membayar barang yang dibeli secara online. Pasalnya, selalu dituntut untuk memberikan sejumlah informasi perbankan yang relevan. Pilihlah cara pembayaran `Cash on Delivery` karena dapat membantu rekening tetap aman.

  • Rawan penipuan

Banyak cerita penipuan yang beredar dari kegiatan jual beli online. Salah satu cerita unik seorang pembeli yang pernah membeli laptop merek Apple, tapi yang dikirim ke rumahnya hanyalah sebuah apel sungguhan.

  • Syarat dan ketentuan

Sebagian besar situs online memberikan tawaran `barang yang sudah dibeli bisa dikembalikan atau ditukar`. Meski demikian, tetap harus membaca syarat dan ketentuan di setiap penawaran yang diberikan. Jangan pernah memesan barang tanpa memerika syarat dan ketentuan di setiap transaksi.

  • Kecanduan belanja

Kecanduan belanja online, bisa saja terjadi hal itu disebabkan kemudahan mengakses situs belanja online atau memantau Facebook atau Twitter. Hati-hati aksi tersebut dapat menguras banyak waktu dan membuat jadi sulit lepas dari kebiasaan berbelanja secara online.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (3/9/2021) juga menghadirkan pembicara Alfret Nara, Erri Gandjar (Founder HIRU Clothing Line & GA Director OZ Radio Bali), Ulya Anisatur Rosyidah (Manajemen Informatika UM Jember & Relawan TIK Jember), dan Deva Oktarissa sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply