Ini Dia Konten yang Menarik Perhatian Generasi Z
WARTAEVENT.COM, Kab. Malang – Maraknya bisnis online dengan banyaknya situs-situs e-commerce di Indonesia menjadikan pemilik bisnis berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk calon pembelinya. Salah satu kunci untuk mendapatkan calon pembeli adalah dengan membuat konten yang dapat menarik perhatian. Tidak hanya itu, pemilik bisnis juga harus mengenal terlebih dahulu target audiens sehingga akan lebih mudah dalam pembuatan konten.
“Tidak dapat dipungkiri gen Z sudah mengetahui internet sejak mereka masih sangat muda. Konten yang tersaji di dunia digital menjadi satu hal yang penting untuk menarik perhatian dan kepercayaan mereka. Generasi Z adalah mereka yang lahir diantara tahun 1995 sampai 2005, dimana kelompok populasi yang masih muda ini akan menjadi calon konsumen yang potensial,” ujar Zulham Mubarak, Ketua Umum Milenial Utas, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (5/8/2021) siang.
Ia mengatakan, saat ini, banyak sekali strategi pemasaran yang dilakukan untuk menjangkau generasi Z tersebut. Nah, salah satu cara agar generasi Z ini tertarik terhadap sesuatu, kamu harus memikirkan konten yang tepat dan menarik tentunya.
Konten seperti apa yang menarik perhatian Gen Z, seperti:
- Konten digital lebih atraktif.
Sebagaimana kita ketahui bagi Milenial dan Gen Z “Digital is Life”. Dimana mereka keseharian lebih tertarik dengan dunia digital, maka buatlah sebuah konten yang tidak membosankan dan cenderung flat. Lakukan riset kecil-kecilan sebelum mengunggah konten digital. Sebaiknya hindari tema umum, coba buat sesuatu hal yang unik dan menarik agar disukai kalangan muda jaman sekarang.
- Senang dengan konten yang ringan dan menghibur.
Pada dasarnya Milenial dan Gen Z lebih menyukai konten “receh” dan menghibur. Pertimbangkanlah sudut pandang mereka, cari tahu konten mana yang kurang disukai dan konten mana yang banyak disukai. Coba gunakanlah bahasa yang relevan dengan mereka dan jangan menggunakan bahasa terlalu kaku. Ada baiknya jika di balik konten receh dan menghibur ada nilai informatif yang dapat diterima audiens.
- Konten berbentuk visual lebih menarik.
Konten dalam bentuk visual lebih mudah diterima dikalangan Gen Z. Buat konten visual tersebut dengan tetap menonjolkan ciri khas brand kalian. Jika konten kalian memberikan informasi tentang teknologi misalnya, tetaplah kerjakan hal tersebut untuk menjaga konsistensi konten kalian.
Zulham menjelaskan, membuat konten yang menarik dan disukai banyak Gen Z memang gampang-gampang susah. Apalagi mengenai konten yang bisa menarik audiens untuk bisa menjadi pelanggan baru.
“Jadi yang paling penting pelajari dulu audiens kalian seperti apa, lalu ciptakan konten yang tepat dengan didukung visual yang menarik. Juga pelajari bagaimana bentuk pemasaran digital yang bisa membantu kalian mencapai hasil yang diharapkan,” paparnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (5/8/2021) siang, juga menghadirkan pembicara Ayrton Eduardo Aryaprabawa (Founder & Director Crevolutionz), Misdiyanto (Dosen Fakultas Teknik Komputer UPM Probolinggo), M. Abdul Ghofar (Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi), dan Meitha Kurniasari sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.