News

Pandemi Covid-19 Transaksi Non Tunai Semakin Menjadi Pilihan

WARTAEVENT.COM, Kab. Bangkalan – Sebagai salah satu negara dengan populasi terbanyak, Indonesia rupanya menyimpan potensi besar dari sektor ekonomi digital. Riset Google, Termasek, dan Bain bertajuk E-conomy SEA 2019 menyebut, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai US$40 Miliar pada 2019. Riset tersebut juga memperkirakan nilai ekonomi digital Indonesia akan menyentuh angka US$ 130 miliar pada 2025. Tidak heran, berbagai perusahaan menangkap tren ini untuk membuat layanan dompet digital atau e-wallet.

“Kehadiran e-wallet juga membawa tren baru yang berkembang di masyarakat, yakni cashless society. Hanya berbekal gadget, masyarakat mampu bertransaksi dengan mudah tanpa perlu repot menyiapkan uang tunai. Tren cashless society ini pula yang mendorong pelaku bisnis bertransformasi hadirkan layanan transaksi digital,” ungkap Afra Monica Anindya, Owner Fazo Store dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (8/7/2021).

Lanjutnya, tidak dapat dipungkiri, kebijakan physical distancing yang berlaku selama masa pandemi ini semakin mendongkrak nilai transaksi non tunai. Transaksi non tunai semakin dipilih karena dapat meminimalisir adanya kontak fisik.

“Kondisi ini memicu berbagai layanan dompet digital semakin gencar melakukan promosi demi meningkatkan jumlah penggunanya,” katanya.

Ia menjelaskan, peningkatan yang signifikan pada transaksi ini, terutama terjadi pada belanja untuk kebutuhan sehari-hari, seperti untuk makanan atau minuman yang biasa diantar langsung ke masyarakat (delivery).

“Fakta menunjukan bahwa selama pandemi Covid-19 kegiatan digital meningkat pesat termasuk aktivitas belanja online meningkat hingga 400 persen,” ujarnya.

Menurut hasil survei Mckinsey yang menyebutkan 34% orang Indonesia semakin sering belanja makanan secara daring. Sebanyak 30% lainnya mengaku semakin sering belanja kebutuhan rumah via daring. Uniknya, 72% mengaku akan tetap membeli kebutuhan sehari-hari melalui daring meski sesudah Covid-19.

Metode pembayaran dengan uang elektronik (UE) dan transfer bank menjadi metode yang paling banyak digunakan dalam transaksi digital. Perubahan tersebut mampu menstimulus sektor bisnis, khususnya UMKM dalam menggunakan transaksi digital dan mendapatkan kesempatan merangkul pasar yang lebih luas.

Inovasi produk merupakan keharusan bagi UMKM untuk menangkap peluang pasar yang ada seiring dengan memperkuat keberadaannya di berbagai platform digital dalam mendukung usahanya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, (8/7/2021) yang menghadirkan pembicara Ferally Mahardhika Sutejo (Digital Media Business Manager Eventori), Lisa Nurfalah (Peneliti dan Konsultan Lingkungan di Lembaga Sains Terapan Universitas Indonesia), Daniel R. B (Clinic Psychologist & Clinic Hypotherapist), dan Ummul Khair (Key Opinian Leader & Founder Lebur Batik).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply