
WARTAEVENT.com – Jakarta. Persoalan sampah plastik di Indonesia hingga saat ini masih menjadi permasalahan pelik dan membebani lingkungan, meski beberapa regulasi telah diterbitkan pemerintah dan berbagai inisiatif dari swasta mulai aktif dikampanyekan.
Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, jumlah timbulan sampah di Indonesia mencapai 29,8 juta ton sepanjang 2021. Dari jumlah tersebut, 17,54 persennya merupakan sampah plastik.
Baca Juga : Uni-Charm Indonesia bersama Kemendikbudristek Adakan Edukasi Pemilahan Sampah ke Siswa SD
Ujang Solihin Sidik, Kasubdit Tata Laksana Produsen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan, pemerintah selalu menekankan bahwa industri juga memegang peranan penting dalam mengimplementasikan praktik usaha yang bertanggung jawab.
Ia menambahkan bisnis dan lingkungan harus berjalan beriringan sesuai prinsip ekonomi berkelanjutan, sebab bisnis takkan bisa bertahan lama tanpa memperhatikan lingkungan. Sinergi profit dan planet itu penting.
Baca Juga : Sampah Plastik Meningkat, Eiger Produksi Tas Carrier dari Botol Minuman Mineral
Terkait pengelolaan sampah oleh produsen, hal ini disebut Extended Producer Responsibility (EPR), yang dalam regulasi Permen LHK No. 75 sudah diatur.
Sementara itu Arisman, Direktur Eksekutif Center for Southeast Asian Studies Indonesia (CSEAS), dalam keterangan pers yang diterima redaksi hari Senin (31/10/2022) menyatakan, daur ulang plastik merupakan langkah penting menuju ekonomi sirkular, tetapi mencapai sirkularitas memerlukan tindakan di setiap titik dalam masa pakai suatu produk: dari desain hingga pengelolaan limbah.
“Hal ini dikarenakan ekonomi sirkular adalah model produksi dan konsumsi, yang melibatkan berbagi, menyewakan, menggunakan kembali, memperbaiki, memperbarui, dan mendaur ulang bahan dan produk yang ada selama mungkin,” terangnya, dalam talkshow pra-pertemuan G20 membahas soal sampah yang digelar CSEAS di Bali.
Untuk mendukung target pemerintah tersebut, Aliansi Pengemasan dan Daur Ulang untuk Lingkungan Berkelanjutan Indonesia/Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE), bersama dengan sejumlah pemangku kepentingan lainnya, meluncurkan program Packaging Recovery Organization (PRO) pada 25 Agustus 2020 lalu.
Baca Juga : Mengurangi Penggunaan Sampah Plastik, Sepatu adidas 4DFWD Berteknologi 4D
EPR ini juga menjadi fokus yang dibahas oleh Uni Eropa dan Pemerintah lewat kampanye “Rethinking Plastics – Circular Economy Solutions to Marine Litter”, yang dilaksanakan oleh German Agency for International Cooperation (GIZ).
Dalam salah satu laporan yang dikeluarkan GIZ bersama Bintari Foundation,melakukan pilot project terkait sosialisasi pengolahan sampah di kota Semarang, yang selama ini tercatat sebagai kota yang berkontribusi terbesar terhadap pembuangan sampah plastik ke laut di wilayah barat Indonesia.
Baca Juga : Frustasi dengan Tumpukan Sampah Plastik di Laut Pasifik, Converse All Stars Buka Renew Labs Store
Penetrasi edukasi sudah sampai ke lebih dari 50% masyarakat termasuk pedagang pasar. Beberapa proyek kerja sama juga mulai dijalankan melalui aplikasi yang memantau bank sampah dan proses 3R untuk mendukung pengelolaan sampah. [*]
- Editor : Fatkhurrohim
- Photo : Istimewa