ITO 2019: Baidu dan TripAdvisor, Bali Masih Seksi Bagi Wisatawan Asing
Wartaevent.com – Jakarta. Sebagaimana menjadi karakteristik penyelenggaraan Indonesia Tourism Outlook (ITO), Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) selalu berkomitmen menghadirkan dua narasumber asing, untuk meneropong destinasi mana saja yang menjadi buruan wisatawan asing.
Usai penyelenggaraan event, Fatkhurrohim, Ketua Umum Forwapar, sekaligus Ketua Penyelenggaraan ITO jilid II, mengatakan, bahwa pihaknya akan selalu berkomitmen untuk mendatangkan dua narasumber asing yang ditempatkan pada sesi I. Pada tahun ini Forwapar kembali membawa TripAdvisor, dan Baidu untuk kali pertamanya hadir di ITO.
“Selain menjadi kontrol sosial, sebagai forum yang berbasis media. Kami ingin menjadikan ITO sebagai forum diskusi dan berbagi informasi dalam rangka mendorong pertumbuhan pariwisata Indonesia yang berkelanjutan,” ungkap Ketua Umum Forwapar, yang biasa disapa Fatoer.
Dalam kesempatan tersebut, Fatoer, pun menegaskan, tema “Deregulation in Cyber Tourism Era” dirasa sangat tepat untuk menggambarkan bahwa saat ini kemajuan teknologi atau mafhum disebut generasi 4.0 turut memberi warna terhadap perilaku konsumen dalam memutuskan setiap individu dalam bepergian.
Untuk itu, pemerintah, pun hendaknya mampu memberikan regeluasi yang tepat bagi para generasi 4.0 atau generasi millenials ini. Sebab, platform bisnis seperti ini kedepannya akan menjadi suatu keniscayaan. Perlahan tapi pasti, ada transisi dari yang manual beralih ke digital.
Gary Cheng, Destination Marketing North Asia TripAdvisor, yang didapuk sebagai narasumber pertama, berhasil memaparkan bahwa, Indonesia masuk peringkat keempat di antara 25 destinasi top dunia bahkan nomor satu top destinasi di Asia versi TripAdvisor.
Wisatawan melakukan perjalanan berdasarkan search juga menunjukkan misalnya untuk wisatawan Eropa lebih banyak memilih Thailand kemudian Indonesia, wisatawan Amerika memilih Jepang, China, dan Indonesia, wisatawan Timur Tengah memilih Thailand, Filipina, dan Indonesia. Sementara wisatawan Asia memilih Jepang dan Indonesia.
Sementara GM Regional Business Development SEA Baidu.com Yu Yen-Te mengatakan pihaknya memiliki teknologi ‘artificial intelegence’ termasuk untuk ‘face recognation system’ yang bisa membedakan gender, usia, dan keaslian foto untuk menjaring informasi mengenai wisatawan.
“Kami mendapati di China dengan pasar 351 juta netizen top 5 destinasinya dua tertinggi adalah Bali dan Phuket,” kata Yu Yen-Te.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Ni Wayan Giri Adnyani menambahkan, Singapura menjadi tourism hub serta sebagai sumber wisman dalam program hotdeal.
Pasar Singapura sangat menarik bagi Indonesia karena estimasi jumlah orang asing yang masuk via bandara Singapura selama 12 bulan terakhir mencapai 12 juta pax dengan rincian 32% dari ASEAN minus Indonesia, 22% China-Hong Kong, 17% Asia-Pasifik, 14% Asia Tengah, MEA, Afrika dan sisanya dari Eropa dan Australia.
“Secara wilayah, Singapura dekat dengan Indonesia, seperti Kepulauan Riau (Kepri) yang memiliki Great Batam. Salah satu faktor yang penting dalam pariwisata adalah proximity atau kedekatan baik jarak maupun budaya sehingga Singapura menjadi target market yang ideal,” kata Ni Wayan Giri Adnyani. [Teguh S Gembur]