News

Jelang New Normal, LSPR Siapkan 5 Protokol Belajar Mengajar

wartaevent.com – Jakarta. Krisis Covid-19 bukanlah masalah sederhana dan sekaligus ini merupakan tantangan, terutama bagi pengelola pendidikan seperti perguruan tinggi. Untuk kembali normal dibutuhkan waktu yang cukup panjang. 

Rencana pemerintah Indonesia melonggarkan PSBB di bulan Juni ini direspon London School Public Relations (LSPR) Communication & Business Institute dengan mempersiapkan 5 protokol belajar-mengajar di masa pelonggaran PSBB sekaligus era New Normal.

Pertimbangan utama dalam protokol ini adalah keamanan kesehatan dan kenyamanan mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Demikian juga para staf, karyawan dan dosennya. 

Baca Juga : Masa Physical Distancing, LSPR Hadirkan Sesi Webinar

Prita Kemal Gani, Founder & CEO LSPR Communication & Business Institute menjelaskan, LSPR telah mempersiapkan protokol belajar-mengajar sejak sebelum PSBB diberlakukan.

LSPR memiliki 5.000 mahasiswa, 325 staf, dan 260 orang pengajar. Tidak mudah untuk membuat semua orang tiba-tiba berubah. Oleh karena itu, harus berpikir kreatif untuk merancang strategi dalam menghadapi pandemi ini.

LSPR memiliki pengalaman pengalaman untuk e-learning.

Beruntung, LSPR sudah memiliki pengalaman dengan e-learning sejak lima tahun lalu. “Kami punya learning management system, e-learning strategy, memiliki ratusan modul yang sudah dibuat dalam bentuk online. Dengan demikian hanya tinggal kami modifikasi saja,” ungkapnya.

Pada masa seperti ini LSPR melakukan lima strategi jelang dicabutnya PSBB hingga memasuki era New Normal nanti. Berikut ini 5 strateginya.

#1 Mempersiapkan Online Learning atau e-Learning 

Online learning yang dipersiapkan LSPR bukan sekadar percepatan teknologi dan  mendigitalisasi apa yang ada di ruang kelas. “Online learning yang kami persiapkan harus mengandung Wow Effect dan Engagement agar mahasiswa dapat tertarik mengikuti kelas online,” jelas Prita.

Baca Juga : Launching KAMI LSPR: “Time To Reconnect”

LSPR mengemas materi layaknya program kuis ‘I Want to Be Millioner’, Treasure HuntWheel of Fortune, dan sebagainya. Untuk bisa menyajikan pembelajaran seperti itu, LSPR telah melatih para dosennya agar dapat mengemas materi secara fun berformat games.

#2 Mempersiapkan Rule Selama Mengikuti Kelas Online 

LSPR pun mempersiapkan rule selama mengikuti kelas online.

LSPR telah menetapkan aturan untuk diikuti oleh mahasiswa dan dosennya ketika kelas online berlangsung, mereka harus rapi layaknya sedang kuliah offline di kampus. 

“Pada saat kelas online berlangsung, tidak ada yang boleh hanya pakai baju tidur, rambut rapi, background dalam format resmi atau tidak boleh di tempat tidur, dan sebagainya. Dengan demikian, e-learning environment yang menyenangkan dapat mereka rasakan,” imbuhnya.

#3 Mempersiapkan Student Hotline Service 

Selain belajar, mahasiswa tentu saja memerlukan bimbingan akademik, bimbingan tesis, hingga konseling masalah studi dan karir mereka. 

Untuk itu, LSPR menghadirkan “Student Hotline Services”. Ada 10 orang yang terbagi ke dalam beberapa shif, yang siap menangani Hotline Services ini.  

#4 Mempersiapkan Kelas Offline dengan Protokol yang Ketat

Proses belajar mengajar LSPR menerapkan kelas offline dan online.

Pada masa pelonggaran PSBB dan New Normal, LSPR mempersiapkan ruang kelas offline yang dapat diikuti mahasiswa dengan jumlah separuhnya. Sisanya mengikuti kelas dari rumah.

Mahasiswa akan digilir untuk mengikuti kelas offline dan online. Namun, mahasiswa yang mengikuti kelas dari rumah, mereka bisa mengikuti kelas online dan melihat secara langsung bagaimana suasana kelas. 

Baca Juga : LSPR Film Week Ajang Penghargaan Di Bidang Entertainment

“Jadi, kami menggunakan alat atau teknologi dimana mahasiswa di rumah dapat melihat dan mendengar langsung semua kegiatan di dalam ruangan kelas kampus. Dengan demikian, class experience bisa mereka dapatkan meski mengikuti dari rumah,” jelas Prita. 

#5 Mempersiapkan Protokol Kesehatan dan Physical Distancing 

Di area kampus LSPR pun menyediakan fasilitas kesehatan seperti tempat mencuci tangan dan lainnya.

Selama diberlakukan kelas offiline, mahasiswa, pengajar, dan staf yang akan memasuki kampus harus mengikuti standard protokol kesehatan dan physical distancing

Sebelum memasuki kampus, harus melalui chamber (berisi air sabun) terlebih dahulu. Bahkan, sebelum masuk chamber, mereka sudah mengatur jarak fisik dan harus menggunakan handsanitizer yang sudah disediakan. 

Selanjutnya, begitu keluar dari chamber, mereka harus cuci tangan kembali dengan sabun dan air yang sudah disediakan. Tahap berikutnya, mereka harus melakukan check suhu tubuh dengan perangkat otomatis. 

Civitas Akademika menggunakan masker dan protokol kesehatan lainnya secara ketat.

Mahasiswa harus memakai masker yang akan dibagikan, dosen dan staf menggunakan Face Shield. Bagi mahasiswa yang tidak memakai masker di kampus akan dikenakan denda.

Di dalam lift, LSPR menerapkan protokol jaga jarak. Jumlah orang yang masuk lift harus setengahnya dengan posisi yang sudah diatur. Begitu juga saat di kantin, jaga jarak ikut diatur dengan mengurangi jumlah kursi dan menggunakan wadah sekali pakai. 

Prita menegaskan, rule dan protokol seperti ini telah jauh-jauh hari disosialisasikan ke civitas akademi. Kampanye dan sosialisasi dilakukan di media sosial seperti Youtube dan Instagram dan website kampus. LSPR juga punya tim Gugus Covid-19. [*]

Leave a Reply