Site icon WARTAEVENT.COM

Konten Negatif Menjadi Perhatian Khusus di Era Digital

https://www.freepik.com/free-photo/top-view-portrait-woman-lying-desk-near-laptop_1281136.htm

WARTAEVENT.com – Lumajang. Maraknya konten negatif yang menghiasi dunia maya saat ini membuat pemerintah dan banyak pihak prihatin. Konten negatif bisa berupa info hoaks, cyber bullying, maupun gambar yang melanggar norma yang berlaku di masyarakat.

Astini Kumalasari, Travel Blogger dan juga Komite Anugerah Pesona Indonesia menjelaskan, konten negatif di internet jadi salah satu perhatian utama di era digital. Hal ini dikarenakan konten menjadi salah satu bentuk komunikasi baru sebagai jembatan antara para pengrajin konten dan konsumennya. 

Baca Juga : Bupati Magetan Ini Melacak Calon Menantunya Melalui Rekam Jejak Digital

Komunikasi media berdasarkan teknologi ini memiliki pola penyebaran, sampai pada bagaimana khalayak mengakses media lambat laun semakin berkembang sehingga secara tidak langsung masyrakat sudah terjebak dalam peperangan hitam dan putih serta gelap dan terang dari konten di dunia maya. 

“Orang dapat membuat konten apapun, sehingga konten positif berlandaskan kesadaran. Pertama bentuk harus menarik, mengemas adalah challenge harus lebih buka wawasan dan mengulik kembali,” paparnya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 pada hari ini Kamis (03/06/2021) di Lumajang, Jawa Timur.

Astini mengharapkan, tingkatkan kesadaran tentang pemanfaatan TIK dan literasi digital ini dengan penuh tanggung jawab, sebarkan semangat positif dan kreatif kepada sesama guna mencerdaskan kehidupan bangsa di bidang digital.

Dia mengatakan, literasi digital perlu lebih ditingkatkan sesuai dengan standar moral dan etika tinggi dari pengguna. Karenanya warganet Indonesia memiliki tanggung jawab bersama untuk meminimalisir konten negatif.

Baca Juga : Literasi Digital, Lebih Baik Tinggalkan Jejak Digital Positif dan untuk Promosi di E-Commerce

“Misalnya saja perjudian, penipuan online, eksploitasi seksual pada anak, hoax, cyberbullying, hate speech dan lain sebagainya kita akan perangi bersama untuk ruang digital kita yang lebih sehat,” ungkapnya.

Dedy Helsyanto, Koordinator Program MAFINDO menerangkan, terjadi peningkatan intensitas penggunaan Internet dan media sosial di Indonesia yang sangat masif. 

Survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2020 menunjukkan bahwa penetrasi internet mencapai 73,7% dari total penduduk, atau setara dengan 196,7 juta penduduk Indonesia.Angka pengguna ini bertambah 25.5 juta atau 8.9% dari periode survei tahun sebelumnya. 

Selain itu, survei sama juga menunjukkan masyarakat Indonesia menggunakan internet untuk dua kegiatan utama, yaitu berselancar di media sosial serta untuk melakukan komunikasi daring. 

Baca Juga : Menuai Manfaat dari Dunia Digital, Ini Caranya

Peningkatan ini belum sepenuhnya diikuti dengan perilaku pemanfaatan digital yang beretika. Berdasarkan studi perilaku digital oleh salah satu perusahaan teknologi global pada tahun 2021 ini, tingkat digital civility atau keberadaban di ruang digital Indonesia masih tergolong rendah.

“Indeks digital civility diukur dari persepsi warganet terhadap risiko yang mungkin mereka dapatkan seperti ujaran kebencian, perudungan siber (cyberbullying), pelecehan daring, penyebaran data pribadi, dan ancaman terhadap keberadaban di ruang siber lainnya,” katanya. [*]

Exit mobile version