Kudapan Berkuah Ini Asli dari Kabupaten Sumenep
Warta Event – Sumenep. Kabupaten Sumenep tidak hanya memiliki 126 pulau yang cantik nan eksotik serta pulau dengan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia setelah Yordania. Kabupaten di paling ujung Pulau Madura ini pun memiliki kuliner khas yang selalu diburu para pengudap makanan.
Abuya Busyro Karim, Bupati Sumenep saat meresmikan Festival Kuliner Nusantara 2018 di Sumenep pada tanggal 14-15 Juli 2018, mengatakan, Kabupaten Sumenep memiliki kuliner khas diantaranya Kaldu Kokot, Soto Sabrang, Campor dan Nasi Pocong.
Beberapa kuliner khas tersebut diangkat dalam event Festival Kuliner Nusantara selain untuk memperkenalkan juga sekaligus ingin memperkuat gastronomi wilayahnya sebagai daya tarik wisata serta dikenal baik di level nasional maupun internasional.
Campor misalnya, kata Abuya, kuliner ini sebelumnya pun telah diperkenalkan dalam event 10.000 piring Campor pada bulan April lalu ke ruang publik. Alhasil, kuliner ini pun diganjar dengan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) saat itu.
Kudapan khas Sumenep yang dinamai Campor karena cara penyajiannya dicampur yakni ada ketela pohon, lontong, soon, daun bawang serta tulang muda sapi. Daun bawang terlebih dahulu dipotong kecil-kecil, kemudian ditabur diatas makanan lalu disirami dengan kuah santan cair.
Kuliner khas Sumenep selanjutnya adalah Kaldu Kokot. Dari sisi penamaan, tampilan dan rasa sangat unik. Dan, bagi siapa pun yang baru pertama kali mengudap makanan ini akan terasa aneh dan menemukan suatu rasa yang berbeda serta belum pernah dirasakan sebelumnya.
Kokot berasa dari baha Madura yang berarti kikil. Material Kaldu Kokot ini antara lain kaldu lemak sapi dengan campuran kacang hijau dan perkedel singkong. Kemudian kuah Kaldu Kokot ini lebih kental. Dalam seporsi Kaldu Kokot terdiri atas Kikil, kemudian bahan rempah lainnya seperti merah, bawang putih, jahe, pala, dan daun bawang.
Kaldu Kokot biasanya sudah disajikan dengan lontong yang telah dipotong-potong. Kalau tidak menggunakan lontong biasanya diganti dengan materi singkong rebus yang empuk. Di kalangan penduduk Sumenep Kaldu Kokot akan berkurang rasanya bila dicampur dengan nasi.
Masyarakat Sumenep atau Madura pada umumnya, Kaldu Kokot ini dikudap saat masih panas dan di makan saat pagi hari sebelum beraktivitas. Secangkir jeruk panas akan menjadi teman kudapan yang untuk menurunkan kolesterol.
Satu lagi kuliner yang patut dinikmati oleh setiap wisatawan adalah Soto Sabrang. Menurut Chef Ririn Marinka yang menjadi juri dalam lomba masak Soto Sabrang dalam Festival Kuliner Nusantara Sumenep 2018, mengatakan, kuliner jenis soto dengan rasa pedas.
Dari nama, Sabrang yang dalam Bahasa Madura berarti singkong ini tentu akan terasa unik. Sebab, dalam seporsi soto ini terdapat lontong dan singkong rebus didalamnya. Sedangkan kuahnya hampir sama dengan soto yang lainnya.
Nurfitriana Busyro, Istri Bupati Sumenep sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumenep saat mengikuti penjurian kuliner Soto Sabrang dalam rangkaian Festival Kuliner Nusantara menjelaskan, memilih kuliner soto sabrang untuk lomba karena seluruh masyarakat Sumenep banyak yang menanam singkong di lahan miliknya.
Perlu diketahui, Kabupaten SUmenep pada tahun 2016 memiliki potensi produksi Sabrang (singkong) mencapai 104 ribu ton per tahun. Sehingga sabrang banyak dimanfaatkan menjadi bahan dasar makanan ringan oleh masyarakat Sumenep. [Fatkhurrohim/*]