Kunjungan Wisman Semester Pertama Masih Tertinggi di ASEAN
wartaevent.com – Jakarta. Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut capaian jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada semester I bulan Januari – Juni 2019 sebesar 7,83 juta masih bisa dioptimalkan agar pada periode berikutnya bisa mencapai angka yang diproyeksikan.
“Angka 7,83 juta itu masih kurang sedikit. Kemenpar memproyeksikan semester I mencapai 8 juta. Wisman hanya bertumbuh 4,01 persen dari periode yang sama di tahun 2018. Tentu ini ada banyak faktor,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Jumat (02/08/2019).
Baca Juga : Catur Wulan Pertama Kunjungan Wisman di Bawah Angka Psikologis
Menpar menjelaskan, banyak faktor yang menyebabkan jumlah wisman di luar proyeksi pemerintah. Salah satunya pariwisata di regional ASEAN juga sedang mengalami penurunan. Rata-rata pertumbuhannya hanya 4,7 persen turun dari periode yang sama pada 2018 mencapai 8,5 persen.
Indonesia sendiri, masih di atas rata-rata pertumbuhan di negara ASEAN yang mencapai 9,8 persen. Malaysia 5,9 persen, Singapura 3,1 persen, Vietnam 6,9 persen, dan Thailand hanya 1,5 persen. “Dari 11 originasi atau negara asal wisatawan mancanegara di regional ASEAN yang menjadi penyumbang terbesar berwisata ke ASEAN. Jadi situasi lesu ini terjadi di seluruh negara ASEAN,” kata Menpar.
Ke-11 negara originasi yang sama-sama menjadi target market utama di ASEAN itu antara lain Tiongkok, Singapura, Australia, Malaysia, India, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Korea Selatan, Prancis, dan Filipina.
Sedangkan wisatawan Tiongkok yang marketnya besar juga mengalami penurunan ke negara-negara ASEAN. Dari tahun lalu 24 juta, tahun ini hanya 12 juta. Dari jumlah itu yang ke Indonesia hanya satu jutaan wisman. “Ada kemungkinan, wisman Tiongkok ini juga terdampak oleh perang dagang China dengan Amerika Serikat, yang belakangan ini makin kencang,” kata Menpar.
Baca Juga : Kemenpar Siapkan Empat Setrategi Utama Tingkatkan Kunjungan Wisman
Untuk strategi mengejar target di semester ke II, Kemenpar akan mengimplementasikan beberapa strategi yang sebelumnya juga telah terbukti berhasil dilakukan seperti program Hotdeals, Tourism Hub, hingga Border Tourism. “Program ini sukses, pada 2017 dari September-Desember terjual 100 ribu paket. Tahun 2018 terjual 700 paket. Tahun 2019 ini diproyeksikan 1 juta paket,” ujar Menpar Arief.
Sementara untuk Tourism Hub adalah strategi untuk mengalirkan wisman yang semula tujuannya hanya ke Singapura, diarahkan untuk berwisata ke Kepri, Batam-Bintan. “Istilahnya menjaring ikan di kolam tetangga”, tambah Menpar.
Sedangkan Border Tourism adalah menggarap daerah perbatasan yang bisa overland, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Atambua di Belu, dan Papua. Tujuannya sekaligus menghidupkan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan. Kemenpar menggelar banyak festival crossborder, untuk menjaring wisman dari negara tetangga. [*]