Mengenal Sistem COD yang Bikin Kurir Kerap Jadi Korban
WARTAEVENT.COM, Kab. Tulunagung – Sistem pembayaran Cash on Delivery (COD) atau bayar barang pesanan yang diantarkan kurir ke lokasi pembeli banyak digunakan seiring dengan maraknya penjualan produk via e-commerce.
“Namun sayangnya, banyak kejadian tidak menyenangkan yang dialami kurir karena pembeli merasa barang pesanannya tidak sesuai gambar. Alhasil banyak kurir diancam mulai dari makian hingga santet,” papar Mega Tunjung Hapsari, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (29/7/2021).
Misalnya saja yang dialami seorang kurir Ninja Express dimaki dengan kata-kata kasar oleh seorang ibu berkerudung kuning di Kedoya, Jakarta Barat karena merasa barang yang dibeli tidak sesuai. Tindakan si ibu pun viral di media sosial, banyak netizen yang geram dengan sikap si ibu yang salah sasaran. Ada juga kurir yang menerima ancaman disantet oleh pembeli di Serang, Banten
Ia menjelaskan, COD adalah salah satu metode pembayaran secara tunai melalui jual beli online dengan cara bertemu di titik yang sudah disepakati. Kini pembeli juga bisa melakukan COD langsung di rumahnya tanpa harus bertemu di tempat yang disepakati.
“Sistem COD lebih ditargetkan untuk menyasar konsumen pemula dalam berbelanja online yang masih minim menggunakan layanan pembayaran secara digital,” ujarnya.
Ia menambahkan, metode COD masih dipertahankan hingga kini oleh beberapa toko berbasis belanja online untuk memberikan rasa kepercayaan dari pembeli bahwa barang yang dipesan bukan barang abal-abal atau jual-beli tipu-tipu yang menjadi momok menakutkan bagi para pembeli.
“COD dapat diartikan sebagai layanan yang akan didapatkan oleh konsumen dari penjual. Layanan tesebut berupa akses untuk melakukan pembayaran terhadap pemberian barang, saat barang tersebut sampai di alamat tertentu. Alamat tersebut bisa merupakan alamat rumahmu, rumah teman atau rumah orang tua. Satu hal yang pasti, kamu harus ada di rumah tersebut, khususnya ketika jadwal barang dikirim dan akan sampai,” imbuhnya.
Lanjutnya, meskipun sering menjadi berita viral, sistem pembayaran COD sendiri cukup populer dan memang memberikan beberapa manfaat masing-masing bagi penjual dan pembeli.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (29/7/2021) juga menghadirkan pembicara Rahmi Abdah Kamila (Content Creator & CEO SOB), Moch. Sofi Asrifin (Sekjen Relawan TIK Sidoarjo & CEO Raja Padi), Mocha Ismanu Roziqi (Wakil Ketua II Relawan TIK Tulungagung), dan Shinta Putri sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.