News

Tips Menghadapi Perundungan di Media Sosial

WARTAEVENT.COM, Kab. Lumajang – Sudah beberapa tahun belakangan ini banyak terjadi kasus perundungan atau bullying. Terlebih terjadi pada anak maupun remaja. Tak hanya terjadi di dunia nyata, perundungan juga banyak terjadi di dunia maya yang tentunya membuat seseorang merasa tidak nyaman.

“Sebelumnya, perlu diketahui apa itu perundungan. Perundungan atau bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya,” kata Ria Ariyanie, Praktisi Komunikasi untuk Digital, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (29/7/2021).

Ia mengungkapkan, perundungan juga membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok. Terjadi atau dianggap perundungan pada seseorang jika orang itu merasa tidak nyaman dan sakit hati atas perbuatan orang lain padanya.

“Hal itu sebabkan perkembangan dunia digital di Indonesia masih belum diiringi dengan pengembangan keterampilan seputar literasi digital dan kewargaan digital,” imbuhnya.

Hal ini diperkuat dengan hasil studi oleh Nielsen kepada pengguna smartphone di Indonesia, di mana 75 persen responden masih kurang berpikir kritis guna mendeteksi berita palsu. Selain itu, hasil studi Microsoft 2021 juga menunjukan bahwa lima dari sepuluh pengguna internet di Indonesia terlibat dalam aksi perundungan siber.

“Millenial dan generasi Z merupakan pihak yang paling terdampak dari tindakan ini,” ujarnya.

Untuk menghindari perundungan atau bullying di media sosial, terutama bagi para remaja, ada beberapa tipsnya. Seperti:

  • Tetap tenang.

Ambil napas dalam-dalam. Jernihkan pikiran sehingga dapat membuat keputusan terbaik tentang siapa yang harus dihubungi dan apa yang ingin Anda katakan kepada mereka. Kemudian, jangan menghubungi orang yang menindas saat sedang merasa kesal.

  • Ceritakan kepada seseorang yang dapat dipercayai.

Jika Anda terancam atau khawatir tentang keselamatan, segera ceritakan kepada seseorang yang dipercaya. Bisa juga menghubungi teman dekat, anggota keluarga, guru, atau bahkan otoritas yang berwenang.

  • Jaga keselamatan.

Jangan mengambil risiko dengan bertemu seseorang yang membuat Anda merasa tidak aman. Jika Anda berbicara dengan orang tersebut, gunakan bahasa yang sederhana dan langsung, juga tetaplah tenang.

  • Jangan membalas.

Jangan pernah sekalipun mencoba membalas dendam atau menghina orang yang menindas Anda. Kemudian, jangan melakukan atau mengatakan sesuatu yang mungkin Anda sesali nantinya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (29/7/2021) juga menghadirkan pembicara Mohammad Rofiuddin (Dosen Komunikasi penyiaran Islam IAI Dalwa dan Relawan TIK Jawa Timur), Aidil Wicaksono (Kaizen Room), Reiza Praselanova (SDM dan Litbang Relawan TIK Jawa Timur & Praktisi Komunikasi Digital), dan Yumna Aisyah sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply