News

Menghindari Berbagai Penipuan Lewat WhatsApp

WARTAEVENT.COM, Kab. Blitar – Belakangan banyak kasus penipuan yang dilakukan lewat WhatsApp terjadi. Agar tak jadi korban, ada cara sederhana untuk menghindarinya. Seiring kepopuleran WhatsApp, aplikasi pesan ini dipakai pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya. Entah mereka mengirimkan pesan spam, hoaks ataupun phising ke calon korbannya.

Sepanjang Januari hingga Desember 2019, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menerima laporan 1.617 kasus kejahatan cyber yang terjadi di marketplace, media sosial, email, atau platform online lain. Para penipu mencoba berbagai modus operandi untuk mendorong korban melakukan tindakan tertentu.

Menurut Darian Rizaludin, Business Development at INDOCENTER, saat menjadi pembicara pada acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (6/7/2021), penipu bisa muncul dengan berbagai wajah, bahkan dapat berpura-pura menjadi teman atau kerabat dekat yang mengaku sangat membutuhkan uang dengan menggunakan nomor yang tidak dikenal.

“Langkah antisipasi pertama, perhatikanlah bahasa yang coba ditiru. Gaya percakapan yang digunakan mungkin berbeda, seperti tutur bahasa, cara mereka menjelaskan situasi, dan hal kecil lainnya yang membuat kita ragu. Setelah mengetahui bahwa ini salah satu modus penipuan, WhatsApp mendukung kita untuk melaporkan dan memblokir pengguna tersebut dengan membuka jendela chat > klik kontak atau nama grup > klik Laporkan atau Blok kontak,” ujar Darian.

Ia menambahkan, biasanya penipu mengaku sebagai pihak perusahaan atau brand yang meyakinkan bahwa memenangkan hadiah besar, atau menawarkan pekerjaan yang sebelumnya tidak pernah daftarkan.

“Tujuan utama mereka mencoba memperoleh informasi pribadi kita atau menipu untuk meminta uang. WhatsApp merangkum sejumlah karakteristik pesan “hadiah” ini, yaitu: mengandung kesalahan ejaan atau tata bahasa, meminta Anda untuk klik tautan, meminta Anda membagikan informasi pribadi (nomor kartu kredit, rekening bank, tanggal lahir, kata sandi), meminta Anda untuk meneruskan pesan, meminta Anda untuk mengklik tautan untuk “mengaktifkan” fitur baru, dan menyatakan Anda harus membayar untuk menggunakan WhatsApp,” paparnya.

Lanjutnya, Kamu bisa mengatur sedemikian rupa privasi akun WhatsApp. Seperti siapa saja yang berhak melihat profil, foto, kapan terakhir kamu online, status, centang biru, dan masih banyak lagi lainnya. Demi keamanan, kamu bisa mengatur privasi khusus untuk rekan kontakmu saja.

Kedua, kamu bisa menerapkan pengaturan grup. Siapa saja yang bisa menambahkan atau memasukkan akunmu dalam suatu grup. Pihak WhatsApp memberikan tiga pilihan untukmu, ‘kontak saya kecuali’, ‘kontak saya’, dan ‘semua orang.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, (6/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara, Dera Firmansyah (Podcaster Teman Tidur), Ediyanto (Dosen Fakultas Ekonomi UNARS Situbondo), dan Dr. Lintang Ratri Rahmiaji (Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro & Koordinator Riset GNLD Siberkreasi).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply