Pariwisata Indonesia Tertinggal dengan Negara Lain, Ini Faktornya
WARTAEVENT.com – Jakarta. Pauline Suharno, Presiden Federation of ASEAN Travel Association (FATA) menilai Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN kurang fokus dalam berpromosi.
Hal ini disampaikannya dalam event seminar bertajuk Indonesia Tourism Outlook 2023 dengan mengangkat tema “Prospek Pariwisata dan Investasi Industri Hospitality di Tahun Politik” yang berlangsung pada (18/01/2023) di ARTOTEL Suites Mangkuluhur, Jakarta.
Baca Juga : Tahun Politik, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tetap Tumbuh
Menurut Pauline, pariwisata Indonesia tertinggal dengan negara lain seperti Vietnam. Padahal, sumber daya alam (SFA) dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia luar biasa.
Ia menyebut, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan wisatawan dalam memilih berwisata di negara ASEAN, terlebih ketika pandemi menyerang. Selain faktor keamanan dan kenyamanan, harga tiket pesawat juga menjadi perhatian.
Pauline pun menyoroti masih tingginya harga tiket penerbangan ke Indonesia maupun penerbangan di domestik. Menurut dia, salah satu solusinya adalah melalui pemberian insentif.
“Negara lain berupaya membawa sebanyak mungkin corporate incentive. Pengelola bandara juga memberikan insentif ke maskapai supaya mau terbang ke sana,” tukasnya.
Baca Juga : Agar Target Wisman Tercapai, Pemerintah Harus Perkuat Pengembangan Destinasi
Sebagai informasi, pemerintah tahun ini menargetkan investasi mencapai Rp1.400 triliun. Upaya menarik investor di sektor pariwisata pun terus dilakukan, terutama investasi di 5 destinasi super prioritas dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata.
Seiring meredanya pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus) diproyeksikan akan semakin meningkat tahun ini.