Warta Event – Jakarta. Provinsi Riau dikenal sebagai salah satu daerah penyumbang minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia, setelah Kalimantan. Belakangan, migas tidak lagi menjadi primadona. Sebab, Pemerintah Provinsi Riau kini melirik pariwisata untuk menambah pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Diakui Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, migas tidak lagi menjadi primadona setelah adanya pengurangan dan perimbangan dana bagi hasil (DBH) dari Pemerintah Pusat. Hal tersebut berakibat pada defisit anggaran dan menyebabkan kekosongan kas daerah.
“Provinsi Riau mulai melirik dan menggencarkan pengembangan sektor pariwisata. Salah satu buktinya dengan Program Riau Menyapa Dunia. Ternyata, Provinsi Riau mengalami kemajuan yang pesat. Riau saat ini ada di peringkat kedua dalam pengembangan wisata setelah Sulawesi Utara,” bebernya, Minggu (11/2).
Menurutnya, perubahan dilakukan karena Riau memiliki potensi besar dalam hal pariwisata. Sejumlah kawasan wisata Riau juga menjadi lokasi penelitian sumber daya alam. Sebab, di Riau banyak satwa dan tumbuhan yang bisa dipelajari karena masih asri.
“Riau sudah ada Pantai Rupat dengan pasir putihnya, Ombak Bono dan kawasan Tesso Nilo, semakin lengkap dengan seni dan budaya di Riau yang beragam. Oleh karenanya, melalui pariwisata Riau semakin pede,” lanjutnya.
Kebijakan dilakukan Pemerintah Provinsi Riau membuahkan hasil. Pendapatan Asli Daerah (PAD) provinsi yang ada di Pulau Sumatera ini meningkat tajam, menembus angka Rp4,2 triliun. Pariwisata menjelma menjadi sektor primadona di Riau.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Fahmizal mengatakan, besarnya PAD yang dihasilkan pariwisata tidak terlepas dari jumlah kunjungan wisatawan. Sepanjang 2017, sebanyak 101.904 wisatawan mancanegara (wisman) masuk ke Riau. Jumlah itu surplus 44.388 atau menembus 177,2% dari target 2017.
Industri pariwisata Riau memang pantas bergembira. Maklum, wisatawan yang menginap terkoreksi positif. Di tahun 2017, rata-rata lama waktu tinggal wisatawan mencapai 3,54 hari. Ini melebihi target yang sebesar 3,40 hari.
“Antara realisasi dengan target tahun 2017 sangat positif. Jumlah kunjungan wisman jauh melebihi target. Kalau dibandingkan dengan tahun 2016, selisihnya jauh. Sebab, jumlah kunjungan wisman 2016 hanya 66.130 dengan target 54,388 orang,” bebernya.
Melihat prospek yang cerah tersebut, Riau langsung mematok target 60.824 buat wisatawan mancanegara atau naik 3.308 orang untuk 2018. Kemudian buat di 2019, target ditambah lagi sebesar 64.332 orang. Sementara itu, buat wisatawan nusantara di 2018 dipatok 6.550.120 orang, target ini akan terus ditambah di 2019 menjadi 6.828.150 orang. [Fatkhurrohim]
WARTAEVENT.com – Bandung. Menjelang pergantian tahun, Swiss-Belresort Dago Heritage Bandung kembali meramaikan musim liburan dengan konsep megah bertajuk “7 Wonders… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Ingin menutup 2025 dengan sentuhan nostalgia yang hangat dan penuh warna? Aston Kemayoran City Hotel menyuguhkan pesta… Read More
WARTAEVENT.com – Bali. Hujan tanpa henti yang mengguyur Bali pada September 2025 menyebabkan banjir besar di Badung, Denpasar, dan Gianyar.… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. ARTOTEL Group menorehkan pencapaian besar dalam industri perhotelan Indonesia dengan menjadi operator hotel lokal pertama yang berhasil… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Usai menyisihkan dua kandidat calon ketua umum; Andik Widyarianto dan Adrian Dwitomo, akhirnya Adrianto Soedjarwo menang dalam… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Jika Anda membayangkan pergantian tahun yang elegan, penuh musik dan rasa, InJourney Hospitality menyiapkan jawaban: Seaside Festive… Read More
Leave a Comment