Rendahnya Literasi Penyebab Terpapar Hoaks
WARTAEVENT.COM, Kab. Trenggalek – Indonesia, sebagai negara dengan penduduk terbanyak kelima di dunia disinyalir tergolong negara dengan tingkat literasi rendah. Masyarakat dan anak-anak di belahan nusantara ini tidak gemar membaca, apalagi menulis, berhitung atau berkreasi yang menjadi ciri kuat tingkat literasi suatu masyarakat. Rendahnya literasi menjadi faktor rentannya masyarakat terpapar hoaks atau misinformasi.
“Rendahnya literasi menjadi faktor penting yang menyebabkan rentannya masyarakat terhadap hoaks dan misinformasi maupun sisi-sisi gelap internet seperti fenomena cyberbullying, predator seksual, maupun penipuan online,” kata DR. Devie Rahmawati, Dosen dan Peneliti Tetap Program Vokasi Humas UI, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021).
Devie mengingatkan pentingnya pemerataan akses internet ke seluruh daerah dalam rangka meningkatkan literasi digital termasuk dalam membuka berbagai peluang ekonomi baru.
“Kurang meratanya akses internet di berbagai wilayah di Indonesia dan keragaman kondisi sosial ekonomi di berbagai daerah merupakan kendala struktural yang menghambat peningkatan literasi digital,” tuturnya.
Menurut Devie, saat ini akses internet di Nusantara relatif masih lebih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Selain itu, faktor keterjangkauan gawai dan kuota internet juga mempersulit akses bagi siswa yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
Ia memaparkan, untuk meningkatkan literasi digital, peran pemerintah sangat meningkatkan akses internet di seluruh daerah Indonesia.
Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia mengungkapkan, tantangan di ruang digital semakin besar yakni konten-konten negatif yang terus bermunculan. kejahatan di ruang digital terus meningkat, hoaks, penipuan daring, perjudian, ekspoitasi seksual pada anak, perundungan siber, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital perlu terus diwaspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
“Ruang digital harus dibanjiri dengan konten-konten positif yang membangun bangsa dan negara, apalagi di situasi krisis seperti saat ini. Kecakapan digital masyarakat harus ditingkatkan agar mampu menciptakan lebih banyak konten kreatif yang mendidik, menyejukkan, dan banyak menyerukan perdamaian,” papar Joko Widodo, saat membuka Gerakan Nasional Literasi Digital 2021.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021) juga menghadirkan pembicara Muhajir Sulthonul Aziz (CEO PT. Mahakarya Berkah Sejahtera & CEO Mahakarya Tour & Travel), Ismita Saputri (Co-Founder Kaizen Room & Business Coach UMKM), dan Ika Rahmawati (Pengurus Relawan TIK Jawa Timur & Praktisi Pendidikan).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.