Solo Safari Gelar Grebeg Syawal, Kolaborasi Tradisi dan Pariwisata
Legenda Joko Tingkir sering mengarungi sungai Bengawan Solo bersama sahabat-sahabatnya dan menerjang rintangan saat menyusuri sungai tersebut. Diceritakan, sosok Joko Tingkir yang mengarungi danau di Solo Safari dengan menggunakan Gethek, dimana danau ini merupakan tempat muara dari aliran Sungai Bengawan Solo.
“Gethek” yang berupa bambu rakit menjadi alat transportasi Joko Tingkir ini, melambangkan kemampuan untuk mengatasi segala rintangan dan bahaya dalam mengarungi kehidupan.
Baca Juga : Banyumas Gencar Promosikan Pariwisata Unggulan
“Hal ini tercermin dalam tembang Mijil “Sigra Milir Sang Gethek Sinangga Bajul,” yang berarti Joko Tingkir yang naik Gethek mampu mengatasi segala rintangan.

Dibalik tradisi Grbek Syawal ada filosofi Ketupat yang memiliki makna “Ngaku Lepat” atau “Mengakui Kesalahan”. Filosofi ini mengingatkan bahwa dalam kehidupan manusia, tidak ada yang luput dari kesalahan dan kekurangan.
Ketupat yang dibagikan kepada pengunjung Solo Safari memiliki makna kesadaran diri atas kesalahan dan kekurangan selama kehidupan serta kemudian mengakui hingga memperbaiki kesalahan tersebut, mengingatkan untuk selalu intropeksi diri.
Baca Juga : Pop Up Camping Cara Baru Menikmati Pengalaman Nenda Rasa Hotel
Masyarakat Jawa percaya bahwa berbagi ketupat melambangkan keberhasilan dalam meraih kemenangan dan kebaikan setelah berpuasa, serta memperoleh kebaikan dan mempererat tali silaturahmi antar sesama di Hari Raya. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Wartamedia Network WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029Vb6hTttLSmbSBkhohb1J Pastikan kalian sudah install aplikasi WhatsApp ya.
- Editor : Fatkhurrohim
- Photo : Dok. Solo Safari