WARTAEVENT.com – Kulon Progo. Jika di Yogyakarta Timur—kawasan Candi Prambanan memiliki sendratari Ramayana, maka di Yogyakarta Barat—Gua Kiskendha (Baca : Kiskendo) memiliki pertunjukan seni Bharatayudha.
Kisah Bharatayudha dengan bumbu percintaan ‘terlarang’ antara Mahesasura—Maharaja dari Gua Kiskendo dengan Dewi Tara, putri sulung dari Bhatara Indra yang cantik jelita dari negeri kahyangan Kaindran.
Baca Juga : Tarian Sanghyang di Pura Luhur Uluwatu
Cinta ‘terlarang’ karena Mahesasura nekat melakukan segala cara demi mendapatkan Dewi Tara untuk kemudian dijadikan permaisurinya di kerajan Kiskendo. Sementara Dewi Tara putri kesayangan dari Bhatara Indra dan Dewi Wiyati menolak keinginan dari Mahesasura.
Dalam tarian kolosal yang melibatkan puluhan warga dari kawasan gua Kiskendo, Kulon Progo ini, diperankan secara apik, meski mereka mengaku mempersiapkan atau latihannya sangat cingkat.
Baca Juga : Bhisma Mahawira Keteguhan Janji Sang Resi di Tengah Perang Bharatayudha
Dari area panggung open air, Mahesasura berteriak lantang, “Oh Dewi Tara, kau harus jadi istriku,” ujar Mahesasura.
Untuk memenuhi nafsunya, maka Raja Mahesasura dibantu Lembusura dan pasukannya pun mengobrak-abrik kahyangan Keindran demi mendapatkan Dewi Tara.
Baca Juga : Menjelajah Sehari di Kulon Progo, Ini 3 Destinasi Alam yang Wajib Dikunjungi Karena Keindahannya
Dewi Tara yang tahu hendak diculik pun melakukan perlawanan ke Mahesasura dan Lembusura. Meskipun Dewi Tara bukanlah lawan tanding mereka. Sehingga Dewi Tara pun dapat diculik dari kahyangan dan dibawa ke gua Kiskendo.
Bhatara Indra Murka
Sementara itu, Bhatra Indra dari kahyangan Kaindran pun murka, karena Dewi Tara diculik oleh Mahesasura dan Jalasura. Maka Bhatara Indra pun meminta tolong ke Subali dan adiknya Sugriwa untuk menyelamatkan Dewi Tara.
Sebelum berperang, Subali berpesan ke Sugriwa, kalau yang keluar dari gua Kiskendo adalah cairan yang berwarna merah itu berarti Subali yang mati. Namun jika yang keluar adalah cairan berwarna putih berarti Mahesasura dan Lembusura yang mati.
Apabila Subali yang mati, Sugriwa diperintahkan untuk menutup gua Kiskendo dengan bebatuan besar.
Naun yang terjadi, dari dalam gua Kiskendo keluar cairan yang berwarna merah dan putih, maka Sugriwa pun mengira bahwa Subali telah mati. Dan akhirnya Sugriwa pun menutup pintu gua dengan bebatuan.
Padahal Subali maih hidup dan mampu keluar dari lubang gua Kiskendo yang sempit dengan gagah dan kesatria.
Baca Juga : Miliki Bandara Internasional dan Dekat dengan Candi Borobudur, Kulon Progo Merombak Riparda Ini Alasannya
Akhir kisah, Bhatara Guru pun menghadiahkan Dewi Tara ke Sugriwa dan menikahi putri Bhatara Indra tersebut. Karena dianggap telah berjasa menyalamatkan Dewi Tara, dan dikiranya Subali terkubur dalam gua.
Joko Mursito, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, usai pementasan tari Bharatayudha menyatakan, para pelakon dalam tarian kolosal ini adalah pemuda dan pemudi kawasan gua Kiskendo.
Baca Juga : Orkestra Pariwisata Kulon Progo Itu Bernama Sambanggo.!!!
“Mereka selama pandemi Covid-19, berlatih keras untuk memainkan lakon Bharatayudha ini. Karena selama pandemi penduduk sini belum dapat beraktivitas menjamu para wisatawan,” terang Joko.
Gua Kiskendo, lanjut Joko, merupakan salah satu ikon pariwisata di Kulon Progo. Kedepannya di area gua Kiskndo ini akan dibangun amphitheater bersekala internasional untuk mementaskan tarian Bharatayudha.
Baca Juga : Bedah Menoreh, Jalur Sutera Pariwisata Kulon Progo
“Jika wisatawan dapat menyaksikan sendra tari Ramayana di wilayah Yogyakarta Timur, maka kami dari Kulon Progo pun ingin sendra tari Bharatayudha menjadi ikon kesenian dari Yogyakarta bagian Barat,” tutup Joko. [*]
- Penulis & Editor : Fatkhurrohim