Site icon WARTAEVENT.COM

Talk Show Sumpah Pemuda: Milenial Diminta Tak Jadi Penonton di Pemilu 2024

WARTAEVENT.com – Jakarta. Milenial mempunyai peranan penting dalam pemilu 2024 mendatang. Isu-sisu soal generasi muda pun masih belum optimal diangkat oleh para peserta Pemilu.

Hal ini disampaikan oleh August Mellaz, Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam dalam diskusi yang digelar oleh Forum Strategis Arah Bangsa (Fostrab) dengan tajuk ‘Millenial Menyambut Pemilu 2024’ di Digra Coffee And Eatery, Jalan Lebak Bulus II, Nomor 21, Jakarta Selatan.

Baca Juga : Jelang Hari Sumpah Pemuda, Fostrab Ajak Milenial Menyambut Pemilu 2024

August mengungkapkan, sejatinya generasi milenial saat ini antusias menanggapi wacana sistem politik yang ada di Indonesia. Jika dilihat berdasarkan hasil survei dari lembaga-lembaga survei yang kredibel, generasi milenial ini sudah perhatian dengan isu-isu politik yang beredar di publik.

“Semisal pandangan preferensi terhadap sistem politik tertentu, terhadap partai politik atau isu-isu yang akan mereka hadapi, itu justru sudah menjadi manifes,” kata August

Ia pun menambahkan, para pemuda sudah memiliki kesadaran untuk menggunakan hak pilih mereka. Akan tetapi, August mengkhawatirkan isu-isu generasi milenial tersebut tidak tersentuh oleh para peserta pemilu, dalam hal ini partai politik maupun para calon legislatif.

Baca Juga : Media Sosial, Pemimpin dan Masyarakat

“Jangan sampai hak pilih milenial yang cukup besar ini digunakan, tetapi isu-isu yang disumbangkan milenial terhadap kehidupan mereka di masa depan malah tidak ditangkap oleh para peserta pemilu,” ujarnya.

Sementara itu Nurlia Dian Paramita, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) menyampaikan, tantangan pemilih milenial saat ini yaitu terlalu berjarak dengan visi misi para peserta pemilu. Mita pun meminta KPU untuk memberikan ruang kepada generasi milenial agar mendapat sosialisasi pendidikan politik dalan pemilu.

“Jadi jangan sampai pemilih milenial itu hanya menjadi penonton dalam pemilu. Buat para milenial itu tergerak untuk memilih karena meyakini adanya kesamaan visi misi dengan para peserta pemilu pilihannya,” ucap Mita.

Baca Juga : Cerita Dibalik Sepeda Ontel Hingga Mobil Anti Peluru Sang Jenderal

Mita pun menegaskan diskusi seperti yang diadakan Fostrab tersebut harus diapresiasi karena kegiatan itu merupakan bentuk nyata adanya ruang dialog antara milenial dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pemilu mendatang.

“Kalau dalam diskusi tadi kan dijelaskan, berdasarkan survei, banyaknya pemilih milenial itu banyak dipengaruhi oleh orang tuanya. Jadi kegiatan seperti diskusi warung kopi, lomba cerdas cermat, stand up comedy bisa menjadi edukasi pemilu yang efektif untuk melibatkan partisipasi pemilih milenial,” tutur Mita.

Sebagai informasi, diskusi yang dihelat oleh Fostrab tersebut diselenggarakan pada Jumat malam mulai sekitar pukul 20.00 WIB. Gelaran diskusi yang diadakan di kafe Digra Coffee and Eatery, dihadiri oleh sejumlah organisasi mahasiswa, tokoh kepemudaan, dan pegiat pemilu.

Baca Juga : Deklarasi Koalisi Alumni Diponegoro Melanggar Aturan

Untuk diketahui, pembicara dalam diskusi tersebut diampu oleh sejumlah tokoh seperti Anggota KPU, August Mellaz; Koornas JPPR, Nurlia Dian Paramita; Peneliti Indikator Politik, Bawono Kumoro serta Pendiri Positive Movement, Inayah Wulandari Wahid. [*]

Exit mobile version