Event

Tansformasi Media Massa Menuju Era Digital

WARTAEVENT.COM, kAB. Mojokerto – Pergeseran ke dunia digital sedikit banyak mempengaruhi media secara global. Media offline seperti koran, majalah, tabloid kini mulai bergeser ke media online. Lalu bagaimana dengan radio? Salah satu pembahasan menarik ketika media radio ini diulas oleh Eiza Maghfira, Radio Broadcaster & Podcaster Ardan Radio Bandung, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (16//6/2021). Ia mengulas tentang bagaimana radio sekarang, di era digital ini?

Eiza memaparkan mau tidak mau teknologi telah mengubah dunia sosial. Semua jenis media terdigitalisasi lalu apakah baik apa tidak? Siap apa nggak?

“Ini keresahan saya juga. Selalu pertanyaan, emang radio masih hidup ya? Emang ada uangnya? Ada! Makanya saya masih berkecimpung di dalamnya,” ujar Eiza.

Namun radio seperti apa yang masih bisa bertahan di tengah dunia digital saat ini. Tentu saja mereka yang melek akan perubahan zaman. Contoh Radio Ardan yang menjadi “rumah” Eiza, kini mereka merambah ke streaming via website, YouTube, Podcast bahkan di media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan TikTok. Tapi itu bukan poin paling penting dari digitalisasi.

Going digital atau mendigitalisasi sebuah perusahaan terutama media massa bukan berarti hanya memiliki media sosial saja. Tapi juga menguatkan sistem operasi, ekspansi interaksi dengan pendengar serta memanfaatkan internet untuk kegiatan lebih produktif. Terutama bagi radio yang didomniasi muatan lokal ya, kebutuhan untuk memajukan UMKM merupakan tantangan global yang harus dihadapi bersama,” jelasnya.

Bahkan kini perusahaannya membentuk Ardan Group Digital Communication untuk menangani semua hal di dunia digital. Menurutnya ini sebagai bentuk jawaban bahwa radio bisa mengikuti perkembangan teknologi. Juga memenuhi kebutuhan masyarakat yang kehidupan onlinenya sudah terintegrasi penuh dengan kehidupan offline.

Tujuan lainnya untuk memenuhi kebutuhan arus informasi yang faktual cepat, mencakup regional / lokal dan menghibur, meningkatkan interaksi dengan masyarakat karena di dunia digital masyarakat bisa jadi informan, memenuhi kebutuhan promosi berdasarkan daerah / regional brand yang sesuai dengan karakter masyarakat daerah tersebut.

“Lalu apakah radio bisa bersaing dengan media digital? Saya tidak setuju dengan kata persaingan. Tidak ada persaingan dalam digitalisasi karena ini adalah tantangan bersama. Mendapatkan informasi yang faktual, menginspirasi dan menghibur adalah hak semua orang. Radio yang terdigitalisasi dapat mengoptimalisasi produktivitas masyarakat lokal dengan segala muatan-muatan khasnya,” tutup Eiza.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (16/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Rizki Firdaus (Direktur Utama CV Kreasi Anak Nusantara), Muhammad Ridwan Arif (Founder Rumah Konseling), Cynthia Pariz (Creative Head of Benang Merah Creative & Digital), dan Key Opinion Leader Sukma Ningrum.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply