News

Tantangan Orang Tua Membesarkan Anak Generasi Internet

WARTAEVENT.COM, Kab. Magetan – Orang tua zaman now memiliki tantangan lebih berat ketika membesarkan anak-anaknya di tengah gempuran pertumbuhan teknologi informasi.

“Tidak banyak orang tua yang sadar, pemberian gadget dan akses internet kepada anak menimbulkan permasalahan sendiri. Jika orang tua kurang waspada, perkembangan teknologi justru menjadi bumerang baginya,” ujar drh. Albiruni Haryo, Dokter Hewan & Owner Satwa Sehat, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (19/11/2021).

Albiruni meminta kepada orang tua harus proaktif saat anak-anak menggunakan smartphone. “Orang tua juga mesti memahami dan mengikuti perkembangan internet agar sang anak dapat menjadikan orang tuanya sebagai sumber konfirmasi pertama saat anak menerima informasi dari internet,” paparnya.

Ada enam tantangan orang tua di era digital ini, antara lain:

  1. Kemudahan akses internet. Akses wi-fi gratis di mana-mana dan kuota internet yang harganya semakin menurun membuat akses internet menjadi lebih mudah. Orang tua harus lebih aktif mengawasi apa saja yang diakses oleh anak di internet untuk melindungi anak-anak dari ancaman siber.
  1. Bebas terkoneksi tanpa aturan. Kebebasan anak dalam mengakses internet haruslah dibatasi dengan penggunaan tertentu. Misal, tentukan berapa jam dalam sehari anak bisa mengakses internet.
  1. Anak lebih pintar dari orang tuanya. Sebagai digital native (seorang individu yang lahir setelah adopsi teknologi digital) membuat anak lebih mudah menguasai teknologi digital dibandingkan orang tuanya. Namun, bukan berarti mereka lebih paham akan semua yang mereka akses melalui internet.
  1. Dunia user generated content. Informasi di internet bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja. Untuk itu orang tua diminta untuk kritis anak ketika mem-posting atau mengakses suatu informasi.
  1. Anak ingin kebebasan. Akibat dari penerimaan informasi yang beragam dan bebas dari internet, membuat anak ingin kebebasan yang lebih untuk lebih mengeksplorasi pengalaman hidupnya.
  1. Belum paham risiko. Selain dampak posutif, tentu penggunaan internet juga memiliki dampak negatif. Sayangnya masih banyak anak yang belum paham dan menyadari risiko dari penggunaan internet.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (19/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Yoanita Alexandra, (Dosen di Universitas Multimedia Nusantara), Amidatus Sholihat (Wakil Rektor III ITSNU Pasuruan), Ariefika Listya (Dosen DKV Universitas Indraprasta PGRI), dan Apsari Siwi Budi Bestari sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply