Tenun Lurik, Bertransformasi ke Kaum Millennials
wartaevent.com – Jakarta. Jika menyebut kain tenun lurik paradigm Jadoel langsung membuncah dari benak fikiran. Sebab, tenun yang kaku dan bermotif hanya garis ini memang identik dengan masa lalu. Tak banyak pula yang pesimis dapat di aplikasikan dalam fashion yang kekinian yang dapat dikenakan oleh anak muda urban.
Tapi, stigma tersebut seolah di tampik oleh perancang busana muda berbakat Enrico Marsall. Melalui brand Urban Culture Syndicate by Enrico Marsall mampu menghadirkan dan memberikan rasa baru dalam secarik tenun lurik yang terkesan kusam menjadi kekinian.
Baca Juga : NYPD dan JFFF, Angkat Citra Tenun Nusantara Dalam Enam Sketsa Desain Fashion
Dalam perhelatan Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2019, Urban Culture Syndicate by Enrico Marsall mempersembahkan karya tenun lurik rasa kekinian dengan tajuk “Petrichor”.
Terinspirasi dari Kain Tenun Lurik dari Jawa Tengah yang bermotif garis-garis lurus dan didominasi palet warna natural kecoklatan, mengingatkan kepada “Petrikor” yakni aroma menyenangkan yang sering kita cium pada saat air hujan jatuh rintik-rintik di tanah kering.
Koleksi ini adalah koleksi terbaru dari Urban Culture Syndicate, berjumlah delapan looks yang mencoba menawarkan cara baru dalam melihat kain tradisional Indonesia terutama Kain Lurik.
Baca Juga : “Jalinan Lungsi Pakan” Industri Mode Berbasis Budaya Nusantara
Kain Lurik, yang sebenarnya cukup mudah ditemukan dan cukup terjangkau ini, dicoba dipadukan dengan bahan-bahan yang umum dipakai masyarakat terutama kaum muda seperti denim, suede, linen, dan katun.
Perpaduan tersebut dilakukan untuk memasyarakatkan penggunaan Kain Lurik di dalam keseharian kaum muda urban Indonesia. Karena tujuan tersebut koleksi ini dibuat lebih ringan dan fungsional sehingga dapat digunakan sehari-hari. [*]