wartaevent.com – Jakarta. Selain memiliki keindahan alam dan budaya, Provinsi berjuluk Serambi Mekah ini pun memiliki daya Tarik lain yaitu kuliner. Beberapa kuliner yang telah melegenda di tanah air yaitu Mie Aceh dan Kopi Gayo yang telah mendunia. Kedua kuliner tersebut telah menjadi identitas yang harus dimaksimalkan untuk mendukung pariwisata.
Esthy Reko Astuti, Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Management Calender of Event (CoE) Esthy Reko Astuti saat meresmikan event Aceh Culinary Festival (ACF) di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh, Jumat (05/07/2019) mengatakan, Aceh memiliki potensi luar biasa di sektor kuliner karena narasi dan gaya cerita yang kuat tentang kuliner Aceh.
Baca Juga : Penampilan Band Sufi Debu Sukseskan Event Aceh International Rapa’i Festival 2018
Dalam portofolio pariwisata, sektor kuliner menyumbang sekitar 30-40 persen pendapatan pariwisata. Ekonomi kreatif berkontribusi sebesar 7,38 persen terhadap perekonomian nasional dengan total PDB sekitar Rp852,24 triliun, dari total kontribusi tersebut subsektor kuliner menyumbang 41,69 persen.
Kalau kuliner dibina dengan baik, semua aspek akan tersentuh. UMKM tersentuh, pariwisata, budaya juga tersentuh. Sangat luas pengaruhnya. Apalagi sektor perekonomian. “Kuliner Aceh merupakan suatu rangkaian dari proses hulu ke hilir. Sebab, komersialisasinya bisa dimulai dari wisata agrikultur, wisata organik, wisata pendidikan, wisata sejarah, sampai wisata membuat makanan,” ungkap Esthy.
Pada kesempatan yang sama, Helvizar Ibrahim, Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, mengatakan, sektor kuliner menjadi salah satu potensi yang menjanjikan bagi pariwisata Aceh. Pengaruhnya juga besar misalnya mie Aceh, kopi Gayo, ayam tangkap, dan berbagai jenis makanan Aceh lainnya yang mempengaruhi kuliner di luar Aceh.
“Bahkan hingga di Indonesia bagian timur pun, mie Aceh disukai masyarakat luas. Kopi Gayo yang telah mendunia. Itu semua menjadi bagian budaya dan tradisi Aceh. Sebuah identitas yang harus dimaksimalkan untuk mendukung pariwisata,” ujar Helvizar.
Baca Juga : Pameran “Serambi Seni”: Refleksi Aceh Dari Masa Lalu, Masa Kini Dan Masa Depan
Helvizar, mengatakan, event ACF yang digelar selama tiga hari ini dikunjungi lebih dari 62 ribu orang. Dengan perputaran uang sudah mencapai Rp4,1 miliar dengan penjualan tertinggi tenant Rp70 juta dan penjualan terendah tenant Rp3,5 juta.
Sementara itu, pakar kuliner Chef William Wongso yang juga hadir dalam ACF 2019 yang diselenggarakan pada 5-7 Juli 2019 itu ikut angkat bicara tentang masakan aceh yang memiliki cita rasa kuat dalam setiap menunya.
“Membicarakan kuliner Aceh itu selalu menyenangkan. Karena sangat kuat cita rasa yang dihadirkannya. Ada asam, gurih, dan pedas. Belum lagi kekuatan rempahnya yang sangat luar biasa. Ragam olahannya banyak. Ini menjadi keunggulan tersendiri dari kuliner Aceh,” ujarnya. [*]
WARTAEVENT.com – Bandung. Menjelang pergantian tahun, Swiss-Belresort Dago Heritage Bandung kembali meramaikan musim liburan dengan konsep megah bertajuk “7 Wonders… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Ingin menutup 2025 dengan sentuhan nostalgia yang hangat dan penuh warna? Aston Kemayoran City Hotel menyuguhkan pesta… Read More
WARTAEVENT.com – Bali. Hujan tanpa henti yang mengguyur Bali pada September 2025 menyebabkan banjir besar di Badung, Denpasar, dan Gianyar.… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. ARTOTEL Group menorehkan pencapaian besar dalam industri perhotelan Indonesia dengan menjadi operator hotel lokal pertama yang berhasil… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Usai menyisihkan dua kandidat calon ketua umum; Andik Widyarianto dan Adrian Dwitomo, akhirnya Adrianto Soedjarwo menang dalam… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Jika Anda membayangkan pergantian tahun yang elegan, penuh musik dan rasa, InJourney Hospitality menyiapkan jawaban: Seaside Festive… Read More
Leave a Comment