Wapres Jusuf Kala, Sail Sabang 2017 Pelayaran di Sabang Tidak Terganggu Cuaca
Warta Event – Sabang. Ditengah guyuran hujan yang lumayan lebay, Pemerintah Indonesia hari ini, Sabtu, (02/12/2017) resmi menggelar Sail Sabang 2017 di CT 3, Teluk Sabang, Kota Sabang. Sejatinya, Sail Sabang 2017 ini untuk mengukuhkan Sabang sebagai destinasi wisata bahari berkelas dunia.
Penataan Sabang sebagai destinasi sebenarnya sudah direncanakan sejak pada tahun 1997 saat menristek BJ. Habiebie saat berkunjung ke Sabang untuk membuka Jambore Iptek 1997. Dari Jambore Iptek ini menghasilkan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Sabang 1999, yakni kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Sabang 2011.
Dari bidang pariwisata, pendapatan negara terus meningkat. Pada 2014, pendapatan negara menyentuh angka US$ 11 miliar, sedangkan pada 2016 angkanya telah menyentuh US$ 13.5 miliar.Sementara itu, pada tahun 2017, Pemerintah Indonesia menargetkan pendapatan mencapai US$ 15 miliar.
Demi mendukung target tersebut, Pemerintah telah menerbitkan beberapa kebijakan atau regulasi progresif yang mendukung pariwisata di Indonesia, seperti kebijakan bebas visa bagi 169 negara, kebijakan penghapusan aturan izin memasuki wilayah Indonesia, kemudahan impor sementara kapal wisata, pencabutasn asas cabotage untuk cruise ship, dan kemudahan izin terbang untuk pesawat tidak berjadwal.
Wakil Presiden Jusuf Kala, saat membuka Sail Sabang 2017 mengaku baru 13 tahun datang lagi ke Sabang. Saat itu ia masih menjadi Menteri perdagangan. Tentu apa yang dipersiapkan, untuk memmajukan ekonomi di Sabang masih perlu kerja keras. Kalau jaman dahulu, sabang menjadi daerah persinggahan, sekarang ini banyak perubahan.
Artinya, kata Wapres, Sail sabang membuktikan bahwa selain perdagangan maka pariwisata bisa menjadi penggerak ekonomi yang sangat besar. “India juga akan menjadi negara menengah yang memerlukan tempat pariwisata. Pariwisata menjadi kebutuhan pokok, menjadi kebutuhan utama. Sabang dengan segala fasilitas yang ada akan membutuhkan insentif untuk pelaksanannya,” tambah Wapres.
Jusuf Kalla pun menerangkan, sejarahnya Sail Darwin Ambon, yacth kecil memanfaatkan perjalanan ke Ambon. Ide itu yang kita ambil untuk event Sail di Indonesia. “Sekali lagi saya ingin membuktikan bahwa pelayaran di sabang tidak terganggu dalam cuaca apapun. Artinya pelabuhannnya sudah baik. Saya mengapresiasi para peserta,” pungkas Jusuf Kalla.
Memahami Sabang bahwa berada di ujung Indonesia, dan Aceh sebagai daerah otonomi khusus, Wapres mengatakan, pemerintah pusat juga akan membantu. Maka selanjutnya pemerintah daerah (provinsi) pun turut memperjuangkan pembangunan. Jarak antara Sabang dengan Aceh tidak jauh, maka pemerintah Aceh juga bisa membantu. Tinggal pemda membangun image yang baik. Orang datang ingin tahu sesuatu. Tanpa rasa melayani dari masyarakatnya, daerahnya tidak bisa berkembang.
Sail Sabang diharapkan memperlihatkan kepada dunia luar bahwa Indonesia punya hospitality dan pelayanan yang baik. “Jangan kayak di daerah saya dan daerah pak Luhut, mau komplain sudah dimarah duluan, beda dengan Bali dimana turis komplin disikapi dengan senyum,” katanya. [Fatkhurrohim]