WIDI Champion 4.0 Siapkan SDM Kepariwisataan Berkompetensi Digital
Wartaevent.com, Jakarta- Tak hanya dalam industri barang (goods), dunia pariwisata juga telah memperlihatkan perubahan prilaku pasar. Perubahan tersebut terlihat dari cara-cara mereka mencari informasi, merencanakan dan mengimplementasikan perjalanannya hingga beraktivitas di destinasi wisata. Perubahan perilaku tersebut dipercaya karena perkembangan teknologi informasi yang kini kian pesat.
Perubahan teknologi informasi dari analog ke digital mengantarkan generasi di masyarakat dari baby boomers ke generasi alpha. Yang sangat terlihat perubahan perilakunya adalah mulai dari generasi Y (milenial) yang lahir antara 1980an s.d 2000, karena generasi ini hidup diantara transisi era analog ke era digital.
Untuk mengakomodir turis milenial ini Kementrian Pariwisata menggelar Kick Off Wonderful Indonesia Digital Tourism (WIDI) Champion 4.0. Sistem ini diyakini menjadi kunci utama untuk menghadapi perubahan di era industri digital dengan membangun dan mendorong sumber daya manusia (SDM) agar bersama-sama mengembangkan diri dan bertransformasi melalui digital.
“Kunci dalam grand strategy pariwisata era industri 4.0 adalah Sumber Daya Manusia dan ini sejalan dengan program Sumber Daya Manusia sesuai arahan Presiden Joko Widodo tahun ini. Kuncinya pada 3C : Curriculum, Certificate dan Center of Exchelence ” kata Menpar Arief Yahya ketika meluncurkan WIDI Champion 4.0. di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2019).
Proses penerapan WIDI Champion Development Principle atau framework pembangunan Kapabilitas Digital Perusahaan terdiri dari Digital Culture, Digital Attitude, Leadership Skills, Digital Leadership, serta Digital Capabilities.
Dalam kurikulum ini Menpar ingin menekankan model ekonomi digital dalam industri pariwisata Indonesia. Menurutnya, hal ini penting karena hampir 100 persen wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri telah melek teknologi.
” Untuk menuju Tourism 4.0 maka SDM pariwisata Indonesia juga harus siap terhadap perubahan pola perilaku wisatawan ketika melakukan perjalanan. Karena platform digital sudah menjadi keniscayaan,” tambah Menpar.
Meningkatkan literasi digital memang dibutuhkan. Sebab, menurut Arief Yahaya, era digital merupakan suatu kenicayaan. Oleh karena itu, kerja sama pengembangan start up pariwisata dan industri kreatif di berbagai destinasi wisata sangat dibutuhkan. Ini untuk membentuk platform Smart Destination seperti yang ada di Spanyol.