News

50 Years of ASEAN: Indonesia, ASEAN and ASEAN – Japan Relationship for Global New Growth

Warta Event – Jakarta. Centre For ASEAN Public Relations Network (APRN) dan Pusat Studi ASEAN di LSPR-Jakarta yang bernama Centre For ASEAN Public Relations Studies (CAPRS) menyelenggarakan talks show ASEAN Business Talks dengan tema “50 Years of ASEAN: Indonesia, ASEAN and ASEAN-Japan Relationship for Global New Growth.

Pada tanggal 8 Agustus 2017, ASEAN memasuki usia ke 50 tahun dan sampai saat ini, ASEAN telah memasuki era baru sebagai suatu Komunitas ASEAN yang terpadu atau terkoneksi. Saat ini, ASEAN merupakan kekuatan ekonomi baru yang kompetitif.

Sepuluh negara anggota ASEAN telah menjadi ekonomi yang kuat di dunia. ASEAN memiliki sepuluh mitra dialog seperti: Australia, Kanada, China, Uni Eropa, India, Jepang, Selandia Baru, Rusia, Republik Korea (ROK) dan Amerika Serikat. Kemitraan ASEAN dengan negara-negara lain turut mendukung pertumbuhan ekonomi ASEAN telah secara signifikan.

Sejak tahun 1973, Jepang menjadi mitra ASEAN dan berkembang sampai saat ini. Jepang merupakan  salah satu mitra ASEAN yang kuat terutama dalam bidang perdagangan dan investasi. Sejak 2013, Jepang merupakan mitra dagang ASEAN terbesar kedua, dan ASEAN telah menjadi tujuan investasi terbesar untuk Jepang di Asia.

Selain itu dalam bidang pariwisata, lebih dari 4 juta orang Jepang memilih negara-negara ASEAN sebagai tujuan wisata setiap tahunnya. Jumlah pengunjung ke Jepang dari negara-negara ASEAN meningkat tajam menjadi lebih dari 2 juta pada tahun 2015. Tak hanya itu, lebih dari 9.000 perusahaan Jepang telah membangun di negara-negara ASEAN.

Asean Talks (2)

Jepang dan ASEAN menegaskan bahwa mereka akan memperkuat hubungan kerja sama mereka sebagai mitra berdasarkan empat pilar: “perdamaian dan stabilitas”, “kemakmuran”, “kualitas hidup” dan “hati dari hati ke hati”. Dalam 50 tahun terakhir, hubungan antara Jepang dan ASEAN semakin dekat dan memastikan hal itu akan berkontribusi pada kesatuan dan sentralitas ASEAN.

Kazuo Sunaga, Ambassador of Japan Mission to ASEAN, dalam pemaparan Japan’s Vision for Supporting ASEAN Connectivity. Salah satu implementasinya adalah ASEAN Maritime Economic Corridor yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan konektivitas melalui pengembangan pelabuhan, industri terkait pelabuhan serta jaringan energi dan TIK di kota-kota besar seperti Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei dan Philipina.

Kazuo Sunaga juga menyampaikan, kontribusi Jepang dalam pembangunan infrastruktur di kawasan Mekong seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air di Nam Ngum dan Nam Leuk yang berada di Laos. Sedang di bidang Socio-Cultural Community, salah satu program unggulan adalah JENESYS (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths).

Djauhari Oratmangun, Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Isu-Isu Strategis menyampaikan, mengenai empat tantangan yang dihadapi ASEAN yaitu pertama, bagaimana ASEAN bisa mengatasi persaingan geopolitik kawasan. Kedua, bagaimana ASEAN mengatasi persoalan terorisme. Ketiga memastikan bahwa kemakmuran sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat ASEAN. Terakhir, bagaimana menjaga persatuan dan sentralitas ASEAN. [Fatkhurrohim]