News

Kelebihan Paylater, Tidak Terlalu Rumit Dibandingkan Perbankan

WARTAEVENT.COM, Kab. Sampang – Era digital seperti saat ini bermunculan beragam sistem pembayaran atau produk jasa keuangan yang bisa dikatakan memudahkan masyarakat berbelanja. Di era digital seperti sekarang ini, muncul juga fenomena paylater dari perusahaan financial technology (fintech) maupun startup lainnya yang memungkinkan masyarakat untuk membeli sesuatu, baik barang ataupun jasa dengan dicicil tanpa menggunakan kartu.

“Fintech merupakan gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi yang mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat, yang awalnya membayar harus bertatap-muka dan membawa sejumlah uang kas, kini dapat melakukan transaksi jarak jauh dengan melakukan pembayaran yang dapat dilakukan dalam hitungan detik saja,” kata Adrian Tjandra, Former National Switching Company (Jaringan ATM Prima) / Payment Section Head dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Jumat (9/7/2021).

Lanjutnya, fintech saat ini mulai populer dengan fitur paylater-nya alias bayar nanti. Paylater memungkinkan masyarakat untuk membeli sesuatu, baik barang ataupun jasa dengan dicicil tanpa menggunakan kartu kredit.

Beberapa contoh fintech yang memiliki fitur paylater adalah OVO PayLater, Kredivo. Ada pula startup di bidang jasa yang mengeluarkan layanan paylater, seperti Traveloka yang mengeluarkan fitur Traveloka PayLater. Berikutnya Gojek yang mengeluarkan Gojek PayLater.

Ia menjelaskan, kelebihan paylater adalah tidak ada syarat yang terlalu rumit dibandingkan perbankan, karena biasanya paylater diberikan kepada masyarakat yang sudah berkali-kali melakukan transaksi di aplikasi digital tertentu. Adrian menerangkan, paylater lebih mudah dalam proses pengajuannya, tapi alangkah baiknya paylater digunakan untuk keperluan yang memang mendesak.

“Jadi karena dia bersifat utang sebenarnya pertama hanya boleh digunakan untuk hal-hal yang sifatnya mendesak atau kewajiban, misalnya untuk sekolah dan sebagainya, itu bisa,” katanya.

Ia juga menambahkan, agar kredit digital seperti paylater tersebut digunakan hanya untuk hal-hal yang bersifat produktif, bukan konsumtif. Kalau pun misalnya ingin memenuhi kebutuhan traveling menggunakan paylater, tetap harus memberikan hasil.

“Misalnya kita gunakan paylater untuk jalan-jalan tapi bukan sekadar jalan-jalan, tapi dari situ kita bisa mendapatkan hasil dan sebagainya,” imbuhnya.

Menurutnya, masyarakat memakai kredit tersebut untuk keperluan apa saja, yang penting bisa mengendalikan penggunaannya. “Sebenarnya bisa digunakan untuk apa saja nggak masalah. Tapi yang penting kita bisa mengendalikan penggunaannya,” tutupnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Jumat (9/7/2021) yang menghadirkan pembicara Muhari Aqil Salman (Ketua Cabang FLP Bangkalan & Founder Lingkar Sastra Kampus), Abdul Rozak (Founder Senyum Desa Indonesia), Arif Rahman (Co-Founder Akubank College), dan Rahne Putri sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply