News

Menjadi Pribadi yang Memiliki Netiket

WARTAEVENT.COM, Kab. Malang – Internet dianggap sebagian besar penggunanya sebagai tempat berekspresi. Akan tetapi, terkadang dalam mengekspresikan sesuatu mereka mengesampingkan etika. Netiket yakni sebuah etika yang kita gunakan untuk berinteraksi di media sosial. Pengaplikasian dari netiket tidak jauh berbeda dengan etika yang digunakan dalam kehidupan dunia nyata.

“Jangan sampai kebebasan kita berekspresi tanpa hal yang kita perhitungkan menjadikan banyak orang di luar sana mudah termakan hoaks. Hal ini terjadi karena kita membiarkan berita atau informasi hoaks tersebut berinteraksi dengan kita,” ujar Aryo H. Ntowijoyo, Founder and CEO dari Sajiwa.id, saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (13/8/2021).

Dalam berdigital, aturannya ialah kita memperlakukan orang lain dengan baik dan orang lain bersikap seperti itu dengan sendirinya. Ia menuturkan, netiket ini saat dibawa ke dunia digital juga ditujukan agar informasi yang ingin disampaikan menjadi jelas.

Pada saat kita menjadi seseorang yang memberi informasi, Aryo mengatakan ada 4 poin yang harus dimiliki. Pertama, be respectful atau menghargai orang lain. Kedua, memperhatikan komentar yang kita tuliskan di media digital. Ketiga, berhati-hati terhadap lelucon atau sarkasme yang kita buat. Keempat, berpikir kembali tentang siapa yang akan melihat postingan kita.

“Pada saat kita mau mem-posting sesuatu, pikirkan manfaatnya terhadap orang lain. Pikirkan juga apakah informasi ini cocok untuk disebarkan di lingkungan media sosial kita. Perhatikan juga timing, waktu, atau momen yang pas terkait sesuatu yang ingin kita posting,” jelasnya.

Sebaliknya, saat kita berada di posisi penerima informasi ada empat hal yang harus kita pastikan. Pertama, sumber berita atau informasi sudah kredibel. Kedua, memahami isi berita atau informasi. Ketiga, mencari berita terkait atau serupa sebelum mengambil kesimpulan, cek dari berbagai sumber. Keempat, evaluasi yakni melihat pro dan kontranya dari informasi yang kita dapatkan.

Selalu pastikan konten yang kita berikan dan kita sebarkan kepada orang lain itu merupakan informasi yang benar dan valid. Selalu ingat juga bahwa apapun informasi yang kita sebarkan itu merepresentasikan diri kita.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (13/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Bagus Nawoto Seno (Owner Nawoto Architect and Construction), Livia Zahra Zhafirah (New Product Developnebr – Unilever International), Rubi Supriyanti (Dosen Syah Shantika Dharma Malang), dan Sandi Reza Fahmi sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply