News

Menurut Sebuah Riset, Berita Hoaks Paling Banyak Terjadi Pada Isu Politik dan SARA

WARTAEVENT.com – Tulungagung. Hoaks menjadi masalah utama di berbagai belahan dunia. Masalah ini sudah sangat mengkhawatirkan di Indonesia karena isu politik dan SARA paling sering diangkat jadi materi untuk konten hoaks.

Menurut riset Mastel, sebanyak 91,8 persen responden mengaku paling sering menerima konten hoaks tentang sosial politik, seperti pemilihan kepala daerah dan pemerintahan. Tidak beda jauh dengan sosial politik, isu SARA berada di posisi kedua dengan angka 88,6 persen.

Bentuk konten hoaks yang paling banyak diterima responden adalah teks sebanyak 62,1 persen, sementara sisanya dalam bentuk gambar sebanyak 37,5 persen, dan video 0,4 persen. Walau berita hoaks sengaja dibuat untuk mempengaruhi publik dan kian marak lantaran faktor stimulan seperti isu sosial politik dan SARA, namun penerima hoaks cukup kritis karena mereka telah terbiasa memeriksa kebenaran berita.

Cukup Abadi, Profesional IT & Relawan TIK, memaparkan banyak penerima hoaks yang tidak percaya begitu saja dan mengecek kebenarannya terlebih dahulu. Namun sebagian di antaranya masih mengalami kesulitan dalam mencari referensi.

“Masyarakat menyukai hal-hal heboh. Ini berbahaya, karena bisa jadi perilaku. Mereka bisa memproduksi hoaks agar bisa menimbulkan kehebohan,” kata Cukup, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021).

Responden riset ini juga menyatakan mereka paling sering mendapatkan konten hoaks dari media sosial, sebanyak 92,4 responden menyatakan demikian. Media sosial tersebut adalah Facebook, Twitter, dan Instagram. Angka ini cukup jauh jika dibandingkan dengan situs web (34,9 persen), televisi (8,7 persen), media cetak (5 persen), email (3,1 persen), dan radio (1,2 persen).

Ia menegaskan pentingnya literasi dalam membentuk pemahaman masyarakat ketika menerima hoaks, bagaimana cara mereka menghadapi berita palsu yang diterima.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021) juga menghadirkan pembicara Dr. Citra Rosalyn Anwar (Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Makasar), Abdul Rachman (Relawan TIK Mojopahit), dan Aidil Wicaksono (Kaizen Room).

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Leave a Reply