News

Waspada, Rekayasa Sosial Menjadi Salah Satu Teknik Serangan Siber

WARTAEVENT.com – Lumajang. Industri e-commerce Indonesia yang kini mulai berkembang harus mewaspadai serangan siber dengan menggunakan taktik baru berupa rekayasa sosial. Sehingga konsumen sering tidak menyadarinya sebagai serangan siber.

Rinda Cahyana, Pengurus Pusat Relawan TIK Indonesia & Kepala LPPM STT-Garut, menjelaskan, serangan siber kini menunjukkan tren meningkat selain menggunakan taktik yang lebih kompleks untuk bisa menembus firewall.

“Sebenarnya untuk mengatasinya, konsumen harus memahami serangan siber dengan pola rekayasa sosial. Dengan memahaminya, konsumen bisa tetap aman di dunia digital termasuk terhadap industri e-commerce yang kini tengah tumbuh,” ungkap Rinda, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021).

Menurut data yang pernah dirilis Intel Security 2014, dampak ekonomi global dari serangan cybercrime bisa mencapai lebih dari US$400 miliar. Atau sebut laporan itu, angka yang konservatif bisa mencapai US$375 miliar dan angka maksimum bisa mencapai US$575 miliar.

Intel Security dalam laporannya ‘Hacking Human OS’ 2014 menyebutkan teknik yang digunakan hacker atau phisher dalam melakukan serangannya dengan teknik rekayasa sosial. Misalnya, berbentuk validasi: orang cenderung untuk mematuhi ketika orang lain melakukan hal yang sama. Sebuah pesan media sosial cerdik mungkin menipu Anda agar mengklik link hanya karena memiliki kelompok teman-teman Anda di atasnya.

Menurut Rinda, ada banyak pola penjahat yang cerdik untuk meniru sumber atau otoritas yang terpercaya. Misalnya, kita menerima email dari bank yang meminta data pribadi konsumen. “Pola itu perlu diwaspadai,” ujarnya

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021) juga menghadirkan pembicara Muhammad Imron Rosadi (Ketua Relawan TIK Kabupaten Pasuruan), Oktavian Jasmin (COO of PT. Mandala Prima Makmur & CEO of PT. Trimitra Boga Sukses), Edy Wihardjo (Praktisi Pendidikan & Relawan TIK), dan Deya Oktarissa sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Leave a Reply