TravelTravel Story

Misteri Lokomotif B dari Museum Kereta Api Ambarawa dan Muchsin Sang Penjaga

WARTAEVENT.com – Ambarawa. Baja tua berwarna hitam kelam itu membujur di atas jalur rel. Guratan aksara dan angka masih terlihat jelas. Meski usianya telah renta.

Takdir dan sejarahlah yang mengantarkan benda dari baja ini melenggang lintas benua hingga akhirnya tergolek di kota cantik nan mungil di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Baca Juga : order Wisatawan Asing Mulai Dibuka, Ini Upaya Pariwisata Kabupaten Semarang

Muchsin, nampak begitu gagah dengan seragam Klederdracht. Secara tampilan, pria berkumis tebal dan berkacamata hitam sepintas mirip “Meneer” Belanda yang perlente.

Seonggok beceng disisi sebelah pinggang kanan meneguhkan kegagahannya sebagai penjaga noni-noni Belanda ketika berjalan menyusuri area perkebunan pribumi.

Kami yakin, Muchsin bukanlah satu-satunya orang yang mampu menghapalkan beragam jenis kereta api yang ada pada tahun 1873 di stasiun yang kala itu bernama stasiun Willem I—Raja Belanda yang bertahta di tahun tersebut.

Namun, Muchsin mungkin menjadi satu-satunya orang yang paham dan detail dengan ada yang di setiap sudut stasiun dengan aksara dan angka “ANNO 1873” itu. Kereta api yang telah berumur ini selalu tertulis berupa abjad dan angka, mulai dari B, C, dan D sebagai seri tahun pembuatan.

Baca Juga : adir di FKMA, Presiden dan Menpar Naik Kereta Kencana Keraton Kesepuhan Cirebon

Kereta api seri D dibuat oleh negara Jerman pada tahun 1920-an, menggunakan bahan bakar batubara hasil pembelian pemerintah Indonesia dari pemerintah Turki, karena jalur kereta di Jerman hancur lebur saat perang dunia ke II.

“Dikirim  dari Turki ke Indonesia oleh pemerintahan Belanda kala itu untuk kemudian dipakai menjelajah seantero Pulau Jawa,” terang Muchsin ke rombongan media yang tergabung dalam Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf) ketika menyambangi Museum Kereta Api, Ambarawa, Rabu (30/03/2022) lalu.

Oleh pemerintah Belanda, keberadaan kereta api kala itu digunakan untuk mobilisasi tentara dan logistik KNIL di bawah Gubernur Jenderal Baron Sloet van de Beele.

Di museum ini, tambah Muchsin, terdapat 2 unit dari 3 unit lokomotif uap yang ada di dunia salah satunya ada di Ambarawa, Indonesia.

Baca Juga : Ini Makna Busana dan Kereta Presiden Jokowi di Karnaval Kemerdekaan

“Untuk hal yang satu ini, saya berani bertanya menantang para wartawan untuk mencari jawaban siapakah penemu kereta api?. Pasalnya penemu yang satu ini kalah populer dengan Einstin, Thomas Alfa Edison, dan James Watt,” tanya Muchsin ke sejumlah wartawan.

Ternyata dugaan Muchsin benar, seluruh kuli tinta yang hadir di Museum Kereta Api Ambarawa pun tak ada yang mampu menjawabnya. “Jawabannya adalah William Murdoch, seorang insinyur berkebangsaan Skotlandia pada tahun 1754,” jelas Muchsin.

Baca Juga : Bukan Karena Covid-19 Tidak Mau Liburan di Tahun Ini, Tapi Nggak Punya Uang

Meski Museum Kereta Api Ambarawa ini telah renta, namun sejumlah properti yang kini menjadi asset museum masih terlihat indah, bersih, dan tak lekang oleh waktu.

Meski renta bukan berarti tidak memiliki daya tarik. Justru semakin diminati oleh wisatawan dari berbagai kalangan dan lintas usia. Bangunan khas Belanda masih terlihat gagah dan apik.

Baca Juga : Ada Atraksi Wisata Balon Udara Seperti di Cappadocia Turki, Ini Pesan Menparekraf Ke Pihak Operator

Guratan klasik masih terlihat jelas, dan ini yang menjadi buruan wisatawan. Tak sedikit pula tempat ini digunakan untuk pemotretan pernikahan atau prewed, hingga tempat yang penuh kesan bagi pasangan yang ingin melangsungkan pernikahan. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *