News

Pengaruh Media Sosial Terhadap Kualitas Hidup

WARTAEVENT.COM, Kab. Malang – Pada era digital seperti saat ini penggunaan teknologi tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Salah satunya yaitu penggunaan teknologi internet untuk mengakses media sosial di dalam kehidupan sehari-hari. Media sosial menjadi wadah yang menarik bagi masyarakat untuk mengonsumsi bahkan memproduksi suatu informasi.

Karena dengan media sosial, kehidupan dunia nyata masyarakat dapat ditransformasi ke dalam dunia maya. Masyarakat dapat dengan bebas berbagi informasi dan berkomunikasi dengan orang banyak tanpa perlu memikirkan hambatan dalam hal biaya, jarak, dan waktu.

Berkat teknologi baru seperti internet, segala kebutuhan manusia dapat dipenuhi. Mulai dari kebutuhan untuk bersosialisasi, mengakses informasi, hingga memenuhi kebutuhan hiburan.

Menurut Lisa Zheng, Co-Founder dan CEO PT. SML One Indonesia & Entrepreneur, media sosial dapat berdampak pada kualitas hidup masyarakat. Kualitas hidup sendiri merupakan kualitas yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari mencakup aspek sosial, emosi, dan fisik. Kualitas hidup setiap orang tentu saja berbeda satu sama lainnya, hal ini juga dapat diakibatkan karena setiap orang memiliki cara tersendiri dalam memanfaatkan waktunya.

“Dalam era digital, banyak masyarakat yang memanfaatkan media sosial untuk mengisi waktu luang mereka. Media sosial menawarkan berbagai macam konten yang nantinya akan dipilih oleh masyarakat sesuai dengan minat, kesukaan, bahkan hobi mereka,” ujar Liza, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (11/10/2021) siang.

Ia menambahkan, mengakses media sosial saat ini bahkan sudah menjadi rutinitas sehari-hari, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Adanya media sosial dapat meningkatkan kualitas sosialisasi masyarakat. Dengan media sosial, seseorang yang malas untuk berinteraksi dengan orang lain dapat mulai menjalin hubungan sosial dengan orang lain yang bahkan sebelumnya belum pernah bertemu ataupun berteman.

Hubungan sosial ini dapat terjalin karena tidak adanya batasan untuk berinteraksi dengan orang lain baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan terjalinnya pertemanan internasional karena memiliki kesukaan terhadap hal yang sama, saling berkenalan, dan berlanjut menjadi teman karena merasa komunikasi mereka tidak mengalami kendala serta saling terkoneksi dalam membicarakan suatu hal.

“Namun, dengan kemudahan bersosialisasi di media sosial juga dapat menurunkan kualitas sosialisasi masyarakat. Banyak dari masyarakat yang terlalu fokus dengan kegiatan sosialisasi di media sosial, hingga akhirnya melupakan untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar mereka,” paparnya.

Media sosial sering kali menjadi tempat untuk meluapkan emosi masyarakat. Emosi yang disampaikan masyarakat dapat bersifat negatif maupun positif. Ketika akan mengutarakan emosi melalui media sosial, masyarakat perlu memahami konteks konten yang akan mereka unggah. Hal ini perlu diperhatikan, sebab di media sosial apa pun konten dapat menjadi rekam jejak di media sosial.

“Kita perlu memikirkan dampak yang akan terjadi jika kita mengunggah konten tersebut, apakah akan merugikan atau menguntungkan baik untuk diri sendiri maupun pihak lain. Sebagai contoh sebuah akun mengunggah komentar buruk pada postingan publik figur, karena tidak terima dengan hujatan tersebut kemudian sang publik figur memperkarakan kejadian tersebut,” terangnya.

Ia juga mengatakan, menggunakan media sosial juga dapat berdampak pada kualitas fisik penggunanya. Terlalu banyak menghabiskan waktu bermain media sosial akan membuat kondisi fisik penggunanya menjadi tidak bugar. Kebiasaan yang sering dilakukan ketika bermain media sosial yaitu mengakses media sosial sambil tiduran.

“Karena terlalu asyik dan nyaman dengan posisi tersebut, pengguna media sosial akan malas untuk bergerak. Kemudian, ketika badan digerakkan maka badan akan terasa kaku atau bahkan sendi tulang berbunyi. Mata yang terlalu sering menatap layar laptop, tablet, maupun smartphone yang mengandung sinar biru dapat membuat kesehatan mata menjadi berkurang,” ungkapnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (11/10/2021) siang, juga menghadirkan pembicara, Rita Hidayati (Praktisi Komunikasi & Editor Jatengpos.co.id), Ayrton Edoardo Aryaprabawa (Founder & Director Crevolutionz), Ganang Aditya Prakoso (Laboratorium Officer Business Hotel Management Binus University), dan Muhammad Iqbal Darmawan (Trainer for Public Speaking Talk Up Indonesia) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply