News

Pikirkan Hal Ini Sebelum Posting Keseharianmu ke Media Sosial

WARTAEVENT.COM, Kab. Madiun – Media sosial terutama Instagram menjadi tempat yang paling favorit bagi kebanyakan orang untuk membagikan keseharian maupun kegiatan mereka. Seakan-akan ketika satu hari dilewatkan tanpa dibagikan ke media sosial, rasanya ada saja yang kurang.

“Meskipun sadar atau tidak kebanyakan yang dibagikan adalah hal-hal yang sebenarnya kurang bermanfaat,” papar Danis Kirana, Co-Founder Dako Brand & Communication, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (30/8/2021).

Lanjutnya, di balik dampak positif dari penggunaan media sosial ini, tentunya tidak sedikit juga dampak negatif yang ditimbulkannya. “Buat kamu yang punya kebiasaan membagikan keseharian dan kegiatanmu ke publik, coba pikirkan beberapa hal ini terlebih dahulu deh sebelum semuanya harus menjadi konsumsi publik,” ujarnya.

Untuk itu, sebelum memposting pikirkan terlebih dahulu, seperti:

  • Apakah posting tersebut memiliki manfaat bagi yang melihat?

Membagikan kegiatan atau keseharian ke media sosial itu memang tidak ada salahnya. Asalkan yang dibagikan adalah sesuatu yang bisa bermanfaat bagi orang yang melihatnya.

  • Tidak ada privasi, ketika semua ativitas dibagikan ke media sosial

Ketika suasana kerjaan, kegiatan kampus, sekolah, keluarga, teman, rumah dan segala aktifitas lainnya dibagikan ke media sosial, lantas apa lagi privasi dalam hidup? Memang benar, itu adalah media sosialmu yang mana kamu berhak memposting apa saja. Tapi sadarkah dengan hal-hal yang di-posting di media sosialmu secara tidak langsung bisa menunjukkan citra dirimu sebenarnya. Sehingga orang-orang bisa menilai bagaimana karakter dari dirimu itu.

  • Dengan memposting segala, sebenarnya apa yang diharapkan?

Banyaknya pengguna media sosial, tentunya memiliki karakter yang berbeda-beda pula dalam menggunakan dan mem-posting sesuatu di media sosial milik mereka. Dari yang ingin memberi manfaat sampai yang hanya sekadar ingin dilihat, diperhatikan dan ingin “dianggap” eksis. Jadi dengan mem-posting apapun kegiatanmu ke media sosial, tanyakan lagi kepada dirimu sendiri.

  • Tindakanmu yang pada akhirnya membuat mereka berkomentar dan menilaimu

Jika ingin dinilai baik, maka kerjakan yang baik-baik. Tapi sebaliknya, jika ingin dinilai buruk, lakukan hal sesukamu. Namanya media sosial, kita tidak bisa menutup mulut orang lain untuk berkomentar. Karena mereka berkomentar berdasarkan apa yang mereka lihat dari apa yang di-posting. Terlebih lagi orang-orang yang tidak begitu mengenalimu. Mereka akan dengan begitu mudahnya berkomentar tentang dirimu.

  • Orang mulai men-judgement dirimu hanya dengan melihat media sosialmu

Seperti orang yang baru pertama bertemu, tentu first impression sebagai pegangan awal dalam menilai karakter seseorang. Begitu juga dengan media sosial, kehidupan dan kegiatan yang selalu saja kamu bagikan akan membuat orang lain menilai bagaimana karaktermu hanya dengan melihat setiap postingan yang kamu bagikan.

“Mulai sekarang lebih bisa lagi memilah dan memilih mana yang baik untuk dikonsumsi publik dan yang tidak. Sebelum mem-posting ke media sosial. Karena nggak semua aktifitasmu harus dibagikan dan diperlihatkan. Dan buat yang ingin berkomentar pun, berkomentarlah dengan kata-kata baik yang tidak menyakitkan si pembaca. Serta menilailah sewajarnya dan jangan berlebihan,” ujarnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (30/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Agus Wijanarko (Praktisi Pendidikan & Grafis Desainer), Rita Hidayati (Redaktur Jatengpos.co.id), Miswanto (Wakil Sekjen PP Pandu Nusa, Tim Pengembang Kurikulum Kemdikbud), dan Apsari Siwi Budi Bestari sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply