News

Pintar Menjadi Masyarakat Digital

WARTAEVENT.COM, Kab. Pamekasan – Transformasi digital mengharuskan masyarakat untuk mampu beradaptasi dengan budaya baru, namun lebih dari itu juga harus mampu menjadi masyarakat digital yang pintar. Pasalnya ruang digital tidak hanya memfasilitasi dengan kemudahan dan berbagai manfaat di dalamnya, tetapi juga mengandung celah-celah digital di antaranya.

Digital ecosystem di Indonesia yang menunjukkan pengguna internet telah mencapai 202,6 juta dari jumlah penduduk 274.9 juta penduduk. Serta penggunaan rata-rata internet per hari selama 8 jam 52 menit.

“Sayangnya, yang menjadi tantangan dalam interaksi di ruang digital, Indonesia menjadi negara yang indeks kesopanan digitalnya paling buruk se-Asia Pasifik pada tahun 2020. Sedangkan di dunia nyata, Indonesia lebih terkenal dengan keramahtamahan masyarakatnya. Dunia siber seolah terputus dari dunia nyata. Padahal keduanya sangat berkesinambungan,” ungkap Achmad Junaidi, Direktur Koperasi Semangat Karya Mandiri, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (26/11/2021).

Ia menambahkan, selain tidak sopan, tantangan di ruang siber di Indonesia adalah peredaran hoaks yang cukup tinggi. Pada 2020 setidaknya ada sebanyak 2.024 kasus hoaks yang dilaporkan. Dan penyebaran informasi negatif ini banyak dilakukan di media sosial. Kondisi ini sangat tidak mudah untuk melawan arusnya, apalagi jika disebar melalui jalur media komunikasi. Maka dari itu kecakapan keamanan dalam bermedia digital harus dimiliki.

“Paling awal untuk aman dalam bermedia digital adalah menjaga keamanan akun dan diri kita. Atur dan periksa pengaturan privasi akun dan gunakan pengamanan ganda. Menggunakan kata kunci yang kuat dan berbeda setiap akun. Tidak menggunakan penyimpanan umum untuk informasi pribadi, menjaga privasi dari jaringan Wi-Fi publik, tidak membagikan lokasi di ruang digital, serta tidak asal klik link tak dikenal,” jelasnya.

Ia mengingatkan, dunia siber bukanlah dunia lain yang menawarkan kebebasan hakiki. Internet bukan dunia yang sama sekali terpisah dari dunia offline, akan selalu ada orang yang melihat aktivitas yang dilakukan di dunia digital. Dan mereka yang ada digital adalah manusia yang sebagian dikenal dan sebagian lagi tidak dikenal sama sekali. Oleh karena itu menjaga sikap di ruang digital adalah etika utama.

“Membangun budaya digital sebagai masyarakat yang cerdas bisa dilakukan dengan memanfaatkan internet untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, mencari peluang bisnis, memperluas jaringan pertemanan, berbagi hobi dan berinteraksi di komunitas online. Memanfaatkan internet sebagai sarana mengembangkan kemampuan dan keterampilan sosial, menjaga komunikasi, mengakses informasi, dan sumber referensi untuk kebutuhan riset dan data,” jelasnya.

Ia menerangkan, selain itu ada hal yang perlu dihindari saat di ruang siber, di antaranya dengan tidak melakukan ujaran kebencian, menyebarkan informasi pribadi seseorang (doxing), menyebarkan hoaks, mengakses pornografi, menyinggung SARA, dan tidak melakukan spam.

Ia juga menambahkan, untuk menjadi masyarakat digital yang pintar harus memiliki tiga kecakapan yang harus dalam empat platform digital. “Individu cakap bermedia digital mampu mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras serta perangkat lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital,” terangnya.

Lanskap digital di sini adalah mampu memahami dan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak dengan memberikan proteksi agar terhindar dari serangan siber. Sebab serangan siber tidak hanya berdampak pada terganggunya operasional sistem digital, tetapi juga merusak tatanan sosial dalam dunia nyata melalui rekayasa informasi.

“Begitu juga dengan pemanfaatan sistem pencarian informasi. Kita harus pintar memaksimalkan mesin pencarian informasi dan media sosial untuk mengembangkan diri, menambah wawasan, meluaskan jaringan bisnis, menggali kreativitas dan mengaktualisasikan diri,” imbuhnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (25/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Indah Pratiwi Arumsari (Tenaga Ahli DPR RI), Akhmad Farroh Hasan (Praktisi Hukum dan Dosen UIN Malang), Ariantanto Eko Harnoko (Chairman IGI Foundation & Senior Project Coordinator One Event), dan Delfia Noor Safitri (Beauty Vlogger & Influencer) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply