TravelTravel Story

Pulau Kanawa, Di Atas Langit Bertabur Bintang Di Bawah Laut Menjadi Rumah Mewah Kawanan Ikan

Wartaevent.com – Flores. Kabar mega bintang moto GP, Valentino Rossi, yang menyambangi Pulau Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada awal tahun 2017 lalu, menjadi buah bibir para netizen tanah air.

Jauh sebelum Casanova si kuda besi menyambangi Komodo, kami srikandi Backpacker saat Hopping Island (Inti, Ambar, Meidy dan saya Ika) pun memiliki cerita dan hasrat untuk membukukan setiap trip ke berbagai pulau di negeri ini. Dan, tak kalah seru dengan Valey saat bertemu dengan kadal purba di Pulau Komodo. Karena Negeri ini terlalu indah jika hanya berhenti di lini sosial media.

Nukilan kisah ini berlatar belakang Pulau Kanawa. Pulau kecil dari gugusan pulau yang ada di Labuan Bajo yang sempat viral saat Valentino Rossi merangsek ke pulau besar dari Taman Nasional Komodo ini.

Pulau Kanawa, salah satu pulau yang hanya berjarak sekitar 10 KM dari Labuan Bajo. Bagi netizen, Pulau Kanawa pun tak kalah popular seperti tetangganya yaitu Pulau Padar, Pulau Pink dan Pulau Rinca.

Surga tersembunyi, damai, sepi, tenang, indah, serta eksotik saat sunrise dan sunset menjemput adalah kata-kata yang selalu dituliskan oleh para netizen tanah air ketika menggambarkan Pulau Kanawa yang memiliki luas sekitar 32 hektare ini.

Saya pun bukan tipe traveler yang mudah memberikan nilai bagus, sebelum menyaksikan dan mengalaminya sendiri. Saya dalam traveling memiliki prinsip “Jangan percaya apa yang mereka katakan. Pergi, datangi, dan lihatlah sendiri”. Itu sebabnya saya dan beberapa teman yang selalu melancong dari destinasi satu ke destinasi lain berhasrat untuk menuntaskan tulisan Pulau Kanawa.

Setelah melakukan perjalanan udara dari Jakarta – Bali dan landing di Bandara Komodo, Labuan Bajo, kami berempat pun semakin tak sabar untuk menuju ke Pulau Kanawa. Dari Labuan Baju, ada dua jenis kapal untuk melayani para wisatawan, yaitu sewa dan gratis.

Kapal gratis ini diperuntukan bagi wisatawan yang telah booking untuk menginap di Kanawa Island Resort. Bagi yang tidak menginap di Pulau Kanawa dapat menggunakan kapal sewa. Harganya kisaran Rp400 – 500 untuk sekali jalan.

Setelah kapal merapat di dermaga Pulau Kanawa, kami pun langsung dibuat Speechles oleh keindahan alam pulau kecil ini yang begitu menawan laksana mutiara. Kami pun langsung lari berhamburan dari kapal, untuk kemudian menghirup udara segar sembari berteriak “Surga Kecil yang Tersembunyi”.

Pulau ini memiliki karakteristik pantai yang landai, pasir putih yang halus, dan air laut yang jernih. Alhasil, pulau ini pun mampu memikat wisatawan hanya dalam sekejap mata memandang. Terumbu karang yang indah berhiaskan ikan laut yang hilir mudik di dalamnya membuat siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta.

“Pulau ini langsung menawan hati, sejak pertama kali saya menginjakkan kaki di dermaga ini. Air lautnya terlihat biru dan bening. Sebening kaca. Dari atas dermaga saya  dapat melihat ikan-ikan kecil berenang seakan menyambut kedatangan kita,” ucap Meidy.

Nafas Meidy, teman dekat sejak SD ini terdengar tertahan, manakala melihat ikan hiu kecil tampak berenang di bibir pantai. “Iya, itu hiu. Rasanya tak mungkin saya melihat ikan tersebut berlenggak lenggok di antara terumbu karang di bawah beningnya air laut,” tambahnya.

Keinginan untuk mengeksplore keindahan Pulau Kanawa pun semakin membuncah. Usai terpana pada pandangan pertama pulau ini kami pun harus proses check in di Kanawa Island Resort—salah satu eco resort yang dimiliki oleh warga asing berpaspor Italia.

Penduduk setempat mengatakan, selama di Pulau Kanawa, setiap wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas seperi snorkeling, diving, dan trekking. Untuk perlengkapan snorkeling pihak resort telah menyediakannya. Kemudian untuk diving di pulau ini ada dive center dari PADI.

Oleh karena matahari terus merambat ke ufuk barat, sejurus kemudian kita pun berinisiatif untuk menikmati sunset yang eksotik petang itu. Perlu diketahui, Pulau Kanawa adalah salah satu pulau yang dianugerahi posisi setrategis untuk menikmati sunset dan sunrise begitu sempurna. Jepretan kamera yang dihasilkan bakal lebih ciamik jika diunggah ke lini instagram.

Spot Sempurna Bagi Para Millennials

Untuk menikmati sunrise dan sunset, wisatawan harus terlebih dahulu trekking ke salah satu bukit yang tidak jauh dari resort ini. Medan trekking boleh dibilang standar. Tidak terlalu gampang pun tidak terlalu berat.  Selama mendaki bukit anda akan mendapati hamparan rumput cokelat yang mengesankan.

Rasa capek saat mendaki, terbayar sudah dengan keindahan panorama Pulau Kanawa yang memukau. Bentangan laut biru dengan  beberapa perahu yang sedang melaju terlihat penuh pesona. Hembusan angin begitu terasa sejuk. Peluh pun langsung tersekat. Dan yang tersisa adalah keindahan sunset dan sunrise yang sempurna berpadu dengan ketenangan alam.

Tak sempurna rasanya, jika ke Pulau Kanawa melakukan aktivitas snorkeling dan diving. Keindahan bawah laut dengan biotanya amat sayang bila ditinggalkan begitu saja. Bayangkan, keindahan biota lautnya bisa dilihat hanya dengan berenang sejauh 10 meter dari pantai.

Hamparan terumbu karang terlihat jelas dengan mata telanjang. Seolah mengajak wisatawan yang dating untuk menceburkan diri dan bergumul dengan sejuk dan jernihnya air laut pulau ini. Keindahan koral dan terumbu karang seolah menjadi rumah mewah bagi ikan seperti moris idol, trigger fish, mandarin fish, blue tag dan tak lupa bayi hiu.

Penghuni dasar laut diantara belantara terumbu karang nan indah itu ada seperti ikan pari manta, ikan hiu paus, mola mola. Ada juga giant parrot fish, dan bermacam lainnya. Beruntungnya, berbagai biota laut besar tersebut tidak terlalu agresif, jadi cukup aman untuk yang ingin berinteraksi dengan mahluk tuhan yang menggemaskan tersebut.

“Saya berusaha untuk tidak terlalu banyak bergerak saat snorkeling agar kawanan ikan ini tidak merasa terganggu dengan kehadiran saya. Senang rasanya dapat melihat ikan begitu dekat sehingga terasa personal,” ungkap Meidy, seorang graphic designer dan paling cinta sama laut diantara kita berempat.

Saat malam hari menjemput, Pulau Kanawa pun tak pernah kehilangan daya pikatnya. Sama halnya dengan teman saya yang bernama Inti, yang tampak anggun meskipun dalam bayangan cahaya api unggun dari resort ini setelah asupan listrik padam pada jam 23:00 waktu setempat.

Meski demikian, bagi wisatawan yang ingin menikmati pesona malam Pulau Kanawa dari bawah laut hingga di atas langit pasti tidak akan pernah kecewa. Cobalah duduk di dermaga, di sini anda akan mendapati pemandangan seperti penyu dan ubur- ubur melintas.

“Yang paling membuat saya terpesona adalah cahaya yang dikeluarkan beberapa binatang laut yang tampak berpendar di lautan,” ucap Inti malam itu.

Satu momen yang tak terlupakan juga bagi kita adalah manakala saling merebahkan badan diatas kayu dermaga kemudian menikmati malam dengan mata menghadap keatas. Langit malam itu bermandikan cahaya bintang.

“Bintang yang tampak seperti serbuk cahaya yang ditebarkan oleh tangan sang Pencipta. Setiap rasi bintang terpetakan begitu jelas dilangit. Bahkan galaksi Andromeda terlihat sangat jelas dari sini dengan mata yang polos,” timpal Ambar yang malam itu sedang melakoni peran sebagai pengamat astronomi.

Siang harinya, bila sedang tidak island hopping, anda dapat mencoba naik kano mencoba mengitari pulau, atau tidur di hammock yang ada di jetty sambil mendengarkan suara alam. Tapi saya, ketika siang di pulau ini lebih memilih menghabiskan waktu dengan membaca buku yang selalu saya bawa ketika traveling.

Sembari rebahan di balai bambu di bawah rindangnya pohon Kanawa, saya terasa menemukan penggalan kisah yang belum tuntas untuk dijadikan sebuah tulisan ke dalam sebuah buku perjalanan yang entah kapan akan selesai. Karena negeri ini terlalu indah dan tak akan pernah habis untuk dilukiskan dalam kata-kata. [Ika Ginting]